Jumat, 13 Februari 2009

ARTI DAN DEFINISI KAROSERI

Arti dan Definisi Karoseri
Written by Mr Awan
http://bismania.org/index.php?option=com_content&view=article&catid=44%3Aberita-dan-info&id=210%3Aarti-dan-definisi-karoseri&Itemid=91

Posted by Kangmas Gethuk

Courtesy of http://indonesiancardesign-karoseri.blogspot.com/

Karoseri. Apa yang anda pikirkan pertama kali saat mendengar kata ini. Mobil? Bus? Proses kenteng? Adi Putro? Bikin bodi? Saya sendiri baru jelas tentang apa itu karoseri pada saat bekerja di industri ini. Sebelumnya, sampai semester akhir kuliah, saya hanya sebatas dengar istilahnya saja, namun belum paham benar apa sih karoseri itu. Padahal saya kerja prakteknya di salah satu ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) otomotif, tugas akhir juga mengenai mass transportation, tapi karena nggak pernah ada yang menjelaskan ya tahunya cuma sebatas "tahu istilah" saja. Salah saya sendiri sih, kok nggak mau mencari tahu. Jadinya, ketika pada suatu kesempatan saya diajak diskusi tentang beda antara produk ATPM dan karoseri oleh teman yang sekarang dapat beasiswa S-2 di Belanda, saya cuma ngangguk-angguk berlagak ngerti tapi tanpa membalas bicara, soalnya sejujurnya ya memang belum ngerti, jadi pura-pura aja. Nah, biar kejadian itu tidak terulang pada anda, saya akan coba jelaskan mengenai hal tersebut.

Kata "karoseri" berasal dari bahasa Prancis : Carrosserie. Bahasa Italia menuliskannya : Carrozziere , sedang bahasa Jermannya : Karosserie. Ada juga istilah Carrozzeria, tapi tidak jelas ini istilah dari bahasa mana. Dalam bahasa Inggris, biasanya digunakan istilah Coachbuilder, Autobody manufacture, atau Body builder.

Pada dasarnya karoseri dapat diartikan sebagai : suatu usaha jasa pembuatan bodi mobil beserta interiornya di atas chassis dan mesin yang diproduksi oleh pabrik lainnya. Dikelompokkan sebagai jasa, karena sebagian besar produksinya adalah made to order (dibuat jika ada pesanan) bukan made to stock (dibuat sebagai stok untuk dijual). Selain itu juga karena faktor customizenya sangat kuat, sesuai dengan apa yang diminta oleh konsumennya. Hal ini di sisi lain menjadi kelebihan dari karoseri, dimana untuk permintaan dengan fungsi-sungsi khusus (special vehicle) yang jumlahnya hanya satu buah pun dimungkinkan untuk dibuat. Chassis adalah rangka utama yang menjadi landasan dasar untuk meletakkan bodi kendaraan. Chassis juga menjadi "tempat duduk" dari berbagai macam komponen dasar yaitu mesin, transmisi, dan suspensi. Secara garis besar pekerjaan karoseri dapat dilihat pada gambar di bawah.

skema karoseri 01



Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa karoseri "hanya" bertanggung jawab terhadap bodi eksterior dan interiornya. Sedangkan masalah mesin, transmisi ataupun suspensi pihak pembuat chassislah yang bertanggung jawab. Namun karena secara keseluruhan performance kendaraan bergantung pada bermacam faktor seperti berat, dimensi, keseimbangan dan pembagian titik berat, penampilan, kenyamanan, dan lain-lain, maka baik karoseri maupun pihak ATPM memiliki ketergantungan dan korelasi yang sangat erat dalam menciptakan sebuah kendaraan yang laik jalan.

Karoseri identik dengan proses handmade/manual untuk bodinya. Maksudnya handmade disini adalah membuat mobil dengan ketrampilan. Ya, kalau anda membayangkan seperti kita membuat prakarya dari kertas karton dan digunting-gunting sesuai pola kemudian dilipat dan dilem hingga menjadikan sebuah bentuk, ya memang seperti itu maksudnya handmade. Cuman bedanya kalo buat mobil pakenya plat besi alih-alih karton, guntingnya pake gerinda, dan ngelemnya pake mesin las. Gimana kalo bentuknya rounded yang banyak melekuk-lekuk. Ya tinggal dipanasi pakai las, kemudian diketok-ketok pake semacam palu. Prosesnya kemudian adalah dihalusin pakai namanya dempul, sebelum dicat jadi mulus. Hal ini di satu sisi merupakan kekurangan karoseri. Dimana kualitas bodi, tingkat presisi, kesamaan satu mobil dengan lainnya relatif rendah dibanding mobil-mobil keluaran pabrikan ATPM. Karena ketergantungan terhadap skill manusia masih sangat tinggi. Namun disisi lain justru menjadi kelebihan karoseri. Apapun bisa dibuat, adalah nilai plus yang paling tinggi. Mau bentuk yang melungker-melungker, fungsi yang aneh-aneh, atau mau jadi yang satu-satunya di Indonesia pun dimungkinkan. Coba saja pesan mobil Isuzu Elf eksklusif satu biji yang ada toilet di dalamnya, plus kursi pijat dan minibar buat santai, ke produsen ATPM-nya, mana bisa mereka sediakan. Nah, disinilah karoseri yang akan berperan membuatnya.
Namun dewasa ini, perkembangan teknologi juga banyak diterapkan di karoseri di Indonesia. Sehingga sudah banyak proses yang tadinya handmade dialihkan dengan menggunakan berbagai macam alat bantu. Penggunaan mesin-mesin, otomasi, alih teknologi dengan tenaga asing, penerapan konsep manufaktur sudah sekitar satu dasawarasa lalu mulai diterapkan oleh perusahaan karoseri-karoseri besar, untuk meningkatkan kualitas produknya. Konsekuensinya keberagaman yang dimungkinkan tadi mulai dibatasi dan dikurangi. Pada prinsipnya, jika produksi secara low volume (jumlah sedikit) dan spesifikasinya khusus maka proses handmade akan lebih banyak digunakan, dan jika high volume (jumlah banyak) maka produksinya pun akan mengarah ke manufaktur dengan spesifikasi yang umum

lowongan kerja di rumah

KUALITAS KAROSERI DELIMA JAYA ????

Sumber di copy dari :
www.bismania.com/index.php?option=com_fireboard&Itemid=45&id=51847&catid=23&func=fb_pdf

Kualitas karoseri Delima Jaya???
Posted by panservib - 2009/01/04 04:10
_____________________________________
Ada yang bisa kasih pendapat nggak mengenai kualitas ni karoseri????

soal built quality ama kerapian Interiornya???
Post edited by: panservib, at: 2009/01/04 04:12
============================================================================
Re:Kualitas karoseri Delima Jaya???
Posted by bosbus - 2009/01/04 13:16
_____________________________________
Yang saya tahu, 20 dari 54 Bus Transjogja merupakan bantuan dari departemen perhubungan pakai karoseri delima
mandiri. Semuanya (20 bus tersebut) bodinya pecah2 (terutama bagian bawah) dan atapnya kalau hujan merembes,
ACnya tidak bisa dingin dan pintu geser hidroliknya macet. Dan itu semua terjadi 4 BULAN setelah dioperasikan. Saya
hanya sempet foto pecahnya bodi bawah, itupun dari jauh, ga enak sama kru nya, hehehe..
============================================================================
Re:Kualitas karoseri Delima Jaya???
Posted by bosbus - 2009/01/04 13:17
_____________________________________
waduh, fotonya hanya 47 kb tapi ga bisa muncul :(
============================================================================
Re:Kualitas karoseri Delima Jaya???
Posted by panservib - 2009/01/04 17:20
_____________________________________
waks....

separah itu???



ah well, cancel deh :p

cari lagi deh......



Post edited by: panservib, at: 2009/01/04 17:28
Post edited by: panservib, at: 2009/01/04 18:05
============================================================================
Re:Kualitas karoseri Delima Jaya???
Posted by finandhita - 2009/01/04 19:29
_____________________________________
Gak separah itu koq mas,,





Saya kasih sudut pandang lain,, Karoseri Delima Jaya itu perusahaan karoseri besar yang sudah cukup terkenal seperti
halnya Adi Putro, Rahayu Santosa, dll. Kualitasnya tidak bisa begitu saja dikatakan jelek. Namun Delima jaya tidak
mengkhususkan produknya untuk kategori tertentu saja, seperti AP/RS yang lebih fokus untuk memproduksi Minibus/bus
saja.



Sebagai informasi, bus sekolah yang akan kembali dioperasikan oleh Pemprov DKI saat ini karoserinya dibuat oleh
Delima Jaya. Sempet tidak dioperasikan kurang lebih satu tahun karena ketidak jelasan kebijakan, tapi kondisinya
sampai sekarang masih terjaga dengan baik.



Kemudian juga Satellite News Vehicle, Outdoor Broadcasting Vehicle yang dimiliki oleh beberapa stasiun televisi besar
juga menggunakan karoseri Delima Jaya. Tentu saja mereka juga tidak asal pilih karoseri bukan?



Jadi menurut saya alangkah lebih bijak jika kita dapat menghubungi perusahaan tersebut atau bahkan mendatanginya
BisMania - BisMania - Portal Bis Indonesia fireboard Forum Component version: 1.0.0-beta Generated: 13 February, 2009, 15:02
langsung sambil melihat - lihat unit yang sedang/sudah diproduksinya. Kemudian juga cari second opinion dari
penggunanya langsung. Baru setelah itu kita dapat memutuskan, apakah karoseri ini sesuai dengan kriteria yang kita
inginkan.



FYI, website karoseri delima jaya : http://www.delimajayacarrosserie.com. Silahkan cek.





Regards.



:)
============================================================================
Re:Kualitas karoseri Delima Jaya???
Posted by bosbus - 2009/01/05 20:16
_____________________________________
setuju mas finandita,

bisa saja waktu buat utk perusahaan A dan B bagus, tapi mgkn pas utk perusahaan C, kurang bagus. kmrn mampir di
pool transjogja, smua bis itu sudah diperbaiki. Kata mekaniknya, penyebabnya waktu melapis dempul dlu mgkn blm
sampai kering benar pelat besinya, makanya body pada pecah smua. mgkn karena dikejar waktu.
============================================================================
Re:Kualitas karoseri Delima Jaya???
Posted by panservib - 2009/01/05 23:58
_____________________________________
Entah ya, soalnya buat perusahaan saya, daya tahan Bodi itu bener bener jadi prioritas, medannya ekstra berat.......



kalo buat kami,Kualitas New Armada itu nggak menuhin syarat loh ^^;;

Ada PO Lain yang make Bodi bikinan New Armada. nggak nyampe 6 bulan Bodynya harus diangkat, strukturnya pada
patah semua :p

sekarang tu PO pindah ke Trisakti
============================================================================
Re:Kualitas karoseri Delima Jaya???
Posted by finandhita - 2009/01/06 07:45
_____________________________________
Nah,, ntu dia,, bisa saja karena diburu - buru jadinya hasil pengerjaan seperti itu,,. Jadi bukan karena satu faktor saja,,



Saran saya buat mas panservib, coba saja kontak langsung Delima Jaya, dan kalau ada waktu jalan - jalan ke sana.
Sekalian mampir ke Rahayu Santosa dan Restu Ibu. Barangkali saja mendapatkan "wahyu dan hidayah" untuk
membangun SUV nya.. :P
============================================================================
Re:Kualitas karoseri Delima Jaya???
Posted by winston_w - 2009/01/31 01:13
_____________________________________
Dear panservib,

Ada kekeliruan dalam nama perusahaan, bahwa karoseri untuk trans jogja yang kualitas kurang baik dimaksud adalah
buatan karoseri Delima Mandiri bukan Delima Jaya.

Itu adalah dua perusahaan berbeda, harap kunjungi website www.delimajayacarrosserie.com untuk info lebih lanjut.

Perlu diketahui bahwa perusahaan kami Delima Jaya telah disertifikasi ISO 9001:2000 dimana kualitas adalah prioritas
kami.

Untuk Trans Jogja tahun 2009 ini 20unit menggunakan karoseri kami Delimajaya. Kami mengundang bapak untuk
berkunjung ke factory kami untuk perbandingan kualitas yang ada.

Hasil dari produk kami pun tentunya berbeda, dan tidak mungkin sampai dempul mengelotok, dan pintu sliding
pneumatic macet.



BisMania - BisMania - Portal Bis Indonesia fireboard Forum Component version: 1.0.0-beta Generated: 13 February, 2009, 15:02
Terima Kasih,
============================================================================
Re:Kualitas karoseri Delima Jaya???
Posted by winston_w - 2009/01/31 01:14
_____________________________________
Dear panservib,

Ada kekeliruan dalam nama perusahaan, bahwa karoseri untuk trans jogja yang kualitas kurang baik dimaksud adalah
buatan karoseri Delima Mandiri bukan Delima Jaya.

Itu adalah dua perusahaan berbeda, harap kunjungi website www.delimajayacarrosserie.com untuk info lebih lanjut.

Perlu diketahui bahwa perusahaan kami Delima Jaya telah disertifikasi ISO 9001:2000 dimana kualitas adalah prioritas
kami.

Untuk Trans Jogja tahun 2009 ini 20unit menggunakan karoseri kami Delimajaya. Kami mengundang bapak untuk
berkunjung ke factory kami untuk perbandingan kualitas yang ada.

Hasil dari produk kami pun tentunya berbeda, dan tidak mungkin sampai dempul mengelotok, dan pintu sliding
pneumatic macet.



Terima Kasih,
============================================================================
Re:Kualitas karoseri Delima Jaya???
Posted by EvoTech - 2009/01/31 11:05
_____________________________________
Wah... langsung dijawab sama yang bikin bus.



Om Winston, ada kontak yang bisa kami hubungi?
============================================================================
Re:Kualitas karoseri Delima Jaya???
Posted by Onay - 2009/01/31 21:04
_____________________________________
hayo dolan eh ulin ka delima jaya yuuuk
============================================================================
BisMania - BisMania - Portal Bis Indonesia fireboard Forum Component version: 1.0.0-beta Generated: 13 February, 2009, 15:02
lowongan kerja di rumah

Rabu, 11 Februari 2009

HAL-HAL YANG MERUSAK TAUHID

HAL YANG MENGURANGI ATAU MERUSAK SIKAP TAWHID
Karena sikap tawhid ini merupakan sikap mental (hati), hati yang kurang stabil akan menyebabkan sikap ini: mudah berubah-ubah. Oleh karena itu do'a yang dianjurkan agar selalu dibaca ialah: "Wahai Pembolak-balik hati, tetapkanlah hatiku atas agama-Mu, dan atas ta'at akan Dikau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku ini termasuk orang yang menzhalimi diriku."
1. Penyakit Ria
Sangatlah perlu kita sadari beberapa kelemahan yang ada dalam diri kita sendiri. Dengan mengetahui serta menyadari adanya kelemahan dalam diri kita ini semoga kita dapat lebih mudah mengatasi dan mengontrolnya. Kelemahan-kelemahan ini pun disinyalir oleh Allah sendiri dalam al-Qur'an sebagai peringatan bagi manusia. Contohnya:
"Sesungguhnya proses terjadinya manusia (membuatnya) tak stabil. Bila mendapat kegagalan lekas berputus asa. Bila mendapat kemenangan cepat menepuk dada." (Q.70:19.21)
Ciri manusia seperti yang dikatakan al-Qur'an ini membuat manusia senantiasa merasa cemas akan wujud dirinya. Hal ini bisa difahami jika kita suka mengenang kembali Asal-usul kejadian kita. Setiap manusia berasal dari air mani yang ditumpahkan oleh ayahnya ke dalam rahim ibunya.
Menurut ilmu kedokteran, setiap cc (centim.eter cubic) air mani ini mengandung seratus juta bibit manusia yang bernama spermatozoa, yang bentuknya seperti jarum pentul dengan kepala yang besar dan berekor panjang yang dapat digerak-gerakkan untuk berenang. Dalam setiap kali bersenggama seorang laki-laki yang sehat rata-rata mengeluarkan sebanyak dua setengah cc air mani atau sebanyak 250 juta spermatozoa.
Setiap ekor spermatozoa ini mempunyai sejumlah gene yang mengandung tabi'at dan sifat serta bakat serta jenis kelamin masing-masing. Sedang di dalam rahim ibu biasanya hanya menunggu sebuah sel telur (ovum). Maka setiap manusia pada dasarnya berasal dari satu sel telur, yang menunggu di dalam rahim ketika suami isteri bersenggama, dari salah satu dari 250 juta spermatozoa tadi.
Jadi menurut teori kemungkinan, maka kemungkinan terjadinya seseorang sebagai pribadi dengan bakat dan watak tertentu ialah 1/250 juta, yang dalam ilmu pasti biasanya dianggap sama dengan nol.
Keseluruh spermatozoa yang 250 juta ini harus berjuang mati-matian berenang dari mulut rahim menuju tempat sel telur yang menunggu di mulut pipa fallopi. Pipa fallopi
(Fallopian tube) ialah pipa yang menghubungkan sarang telur dengan rahim. Yang paling dulu sampai dan masuk ke dalam sel telur itulah yang menjadi embryo manusia. Spermatozoa lainnya (yang 250 juta kurang satu) akan terbuang dan mati tanpa meninggalkan bekas dan makna. Padahal jika ketika itu sedang ada dua atau tiga sel telur di dalam rahim itu, maka akan terjadi dua atau tiga bayi yang kembar.
Maka yang terbuang karena terlambat sampai tadi, hilang, tak pernah disebut-sebut, padahal setiap ekornya sudah punya potensi dan bakat serta pribadi masing-masing. Inilah barangkali yang dimaksudkan Allah agar kita mencoba merenungkan dan mcnilai kehadiran kita di dunia ini dengan firman-Nya:
"Bukankah telah berlalu bagi manusia suatu masa, bahwa wujudnya tiada bernilai untuk disebut-sebut? Sesungguhnya telah kami jadikan manusia itu dari setetes mani campuran, untuk mengujinya; lalu Kami anugerahi pendengaran dan penglihatan." (Q.76:1,2)
Dari proses ini dapatlah difahami betapa manusia menurut asal-usulnya tiada bernilai sama sekali, bahkan kepastian wujudnya pun hampir nol (satu per dua ratus lima puluh juta). Padahal, dengan kehendak Allah SWT manusia telah diangkat menjadi wakil atau khalifah-Nya di muka bumi. Kedua kenyataan ini telah membuat manusia merasa tidak pasti akan dirinya, karena merasa berada di tengah-tengah antara keduanya.
Kenyataan yang pertama berupa kehinaan (insignificance = tidak berarti), sedangkan kenyataan kedua berupa kemuliaan, yang bagi sebahagian besar manusia baru merupakan harapan, yang masih perlu diperjuangkan. Jarak antara hakikat (kenyataan) dan hasrat asli manusia ini menyebabkan ketidak stabilan watak (sikap mental) manusia. Semakin jauh jarak ini semakin tidak stabil wataknya; sebaliknya semakin dekat jarak ini semakin stabillah wataknya.
Mereka yang tidak stabil akan sangat membutuhkan pengakuan dan pujian atau penghargaan. Dengan perkataan lain, pada dasarnya setiap manusia sangat senang, bahkan akan berbuat apa saja yang mungkin sekadar untuk mendapat penghargaan dan pengakuan (approval and recognition). Inilah pokok pangkal dari sifat ria (ingin dipuji). RasuluLlah memperingatkan, bahwa ria ini syirik khafi (syirik kecil). Tapi syirik kecil ini akan mudah menjadi besar jika lepas dari kontrol.
Pada mulanya sikap ini timbul sebagai 'ujub, yang artinya heran atau kagum, yaitu heran atau kagum akan kebolehan atau kehebatan diri. Sikap ini biasanya timbul ketika orang baru selesai melakukan sesuatu yang mendapat perhatian dan kekaguman orang banyak. Di dalam hati akan timbul perasaan: "Wah, pintar juga saya ini". Inilah yang dinamakan 'ujub, dan sikap inilah ibarat "bunga"-nya.
Jika dalam keadaan masih "bunga" ini tidak segera dihapuskan, maka ia akan tumbuh menjadi "putik" nya, yaitu "ria". Jika ria tadi dibiarkan tumbuh terus, maka ia akan menjadi "buah", yang dinamai "kibir" atau "takabur" yang artinya membesarkan diri atau sombong. Inilah sifat Namrud dan Fir'aun yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Oleh karena itu RasuluLlah pun pernah bersabda:
"Tidak mungkin masuk surga seseorang yang punya penyakit kibir walaupun sebesar zarah." (Muslim dan Tirmidzhi).
Cara mengontrol sikap ria ini ialah dengan berusaha senantiasa mengenang (zikir akan) Allah SWT, dan terus menerus menyadarkan diri, bahwa yang berhak mendapat pujian dan pujaan hanyalah Allah semata. Bacaan tahmid (AlhamduliLlah = segala puji hanya bagi Allah) hendaklah dibiasakan, terutama di saat-saat yang menggembirakan, ketika mendapat berita yang baik maupun ketika mendapat sesuatu yang menyenangkan hati terutama ketika dihargai atau dipujikan orang. Tahmid yang keluar dari hati yang ikhlash pasti akan mempertebal rasa tawhid dan menipiskan sifat ria.
Saidina 'Ali RA pernah agak marah kepada seseorang yang suka memuji beliau dengan mengatakan: "Ana a'lamu bimaa fii nafsii", yang artinya: "Aku lebih mengetahui tentang diriku". Dengan teguran itu beliau telah menyatakan, bahwa beliau tak perlu dipuji, karena pujian itu hanya hak Allah SWT. Lagi pula pujian itu mungkin akan merusak mental yang dipuji.
2. Penyakit Ananiah (Egoisme)
Kemungkinan kedua bagi mereka yang belum stabil sikap pribadinya, selain sikap ria tadi, ialah manusia menempuh jalan pintas. Rasa tidak pasti tadi diatasinya dengan mementingkan diri. Sikap mementingkan diri ini memang sudah ada benihnya pada setiap pribadi. Sikap ini tumbuh di dalam perjuangan "to be or not to be", atau perebutan hidup atau mati ketika manusia masih berbentuk spermatozoa yang memperebutkan satu-satunya ovum yang tersedia di dalam rahim ibu tadi.
Memang tidak bisa disangkal, bahwa manusia tidak akan mungkin lahir ke muka bumi ini jika ia tidak mendahulukan dirinya dari yang lain. Demi mendapatkan wujudnya, spermatozoa tadi telah terpaksa mendahulukan dirinya ketimbang sperma lain, yang seyogianya akan menjadi saudara kembarnya sedarah sedaging seandainya di rahim ibu ketika itu tersedia lebih dari satu ovum. Namun situasi telah memaksanya mendahulukan dirinya, jika tidak maka ia akan hilang tanpa dikenang (lam yakun syaian mazkuuran Q. 76:1), sebagaimana telah diterangkan di atas (lihat E.1).
Memanglah manusia ini dilahirkan sebagai individu yang bebas dan unique. Perangai mendahulukan diri terhadap orang lain ini kenyataannya memang perlu, jika manusia ingin terus wujud di dunia ini. Hak mendahulukan diri ini pun diakui dan dibenarkan oleh Allah SWT, namun ada tempat dan batasnya. Hak ini, yang biasa disebut hak-hak pribadi (privacy), jelas diakui sepenuhnya oleh Allah SWT.
Hak mementingkan atau mendahulukan kepentingan diri ini dianjurkan Allah agar disalurkan kepada usaha lebih mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah) dengan 'ibadah yang lebih banyak dan lebih ikhlash. Usaha meningkatkan kualitas iman sedemikian sehingga mencapai tingkat taqwa yang istiqamah sangatlah digalakkan oleh RasuluLlah SAW, dan diulang-ulang di dalam al-Qur'an.
Di samping itu kita pun diwajibkan pula menghormati hak individu orang lain. Misalnya di dalam al-Qur'an diterangkan, bahwa jika akan berkunjung ke rumah orang lain, maka kita diharamkan memasuki rumah orang itu sebelum mendapat izin terlebih dahulu dari penghuni rumah. Caranya minta izin itu ialah dengan memberi salam, dan menunggu jawaban. Jika sesudah tiga kali memberi salam tidak juga mendapat jawaban, maka itu tanda bahwa kita tidak diterima oleh yang punya rumah, maka kita wajib membatalkan niat akan berkunjung itu. Ini salah satu hukum yang menjamin kemerdekaan dan hak individu.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu masuki rumah yang bukan rumahmu, kecuali sesudah mendapat izin dari, dan sesudah mengucapkan salaam kepada penghuninya. Hal ini terbaik bagi kamu jika kamu mengerti. Sekiranya tidak Kamu dapati seorang pria pun di dalamnya, maka jangan kamu masuki sampai kamu mendapat izin, dan jika dikatakan kepadamu 'pergilah' maka hendaklah kamu pergi; yang demikian itu lebih bersih buat kamu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tindak tandukmu." (Q. 24 : 27,28).
Kenyataan lain yang harus pula diakui oleh manusia ialah, bahwa ia tak mungkin hidup sendiri di muka bumi ini. Setiap orang membutuhkan yang lainnya. Oleh karena itu Allah telah rnenciptakan hukum yang menentukan batas-batas antara pemenuhan kepentingan diri terhadap kepentingan bersama (masyarakat) secara seimbang dan serasi (harmonis).
Kita lahir sebagai individu, dan akan mati sebagai individu. Di dalam masa hidup yang kita tempuh di antara lahir dan mati itu kita akan terikat oleh ketentuan-ketentuan bermasyarakat, yang tak mungkin pula kita abaikan demi kelestarian hidup bersama itu. Batas-batas antara kedua kepentingan ini akan sangat sukar jika harus ditentukan oleh manusia sendiri, karena setiap diri akan cenderung lebih mendahulukan kepentingan dirinya terhadap kepentingan orang lain. Setiap orang cenderung akan berpikir subjective apabila menyangkut kepentingan dirinya. Oleh karena itulah, maka peranan hukum Allah, Yang Maha Mengetahui akan lekak-liku jiwa manusia, dalam hal ini muthlak perlu.
Orang yang belum stabil sikap pribadinya cenderung mengabaikan ketentuan Allah ini, karena kurang yakinnya ia akan keperluannya. Maka ia menempuh jalan pintas, yang berupa ananiah tadi, demi memenuhi kebutuhannya akan kestabilan pribadi. Namun di sini pulalah terletak kegagalannya. Sikap ananiah ini akan mendorongnya ke arah ekstreem, sehingga mempertuhankan dirinya sendiri, maka hancur-leburlah tawhidnya oleh karenanya. Ia lantas membesarkan, bahkan mengagungkan dirinya terhadap orang lain sekitarnya. Maka terkenallah ia sebagai orang yang sombong dan angkuh, sehingga dibenci oleh masyarakatnya.
Oleh karena itu, sikap ananiah ini dikutuk Allah dengan tajam sekali. Tokoh sejarah yang pernah besar dan kemudian dihancurkan Allah, karena sikap ini, banyak diceritakan di dalam al-Qur'an. Antara lain Fir'aun, Namrud, Samiri, Abu Lahab dan lain-lain.
Obatnya ialah 'ibadah yang ihsan dan khusyu', sehingga kita betul-betul bisa merasa ridha menerima ketentuan Allah terhadap diri kita masing-masing. 'Ibadah yang ihsan ini berfungsi membersihkan pribadi ini dari sikap ananiah ini. 'Ibadah yang ihsan telah diterangkan oleh RasuluLlah sebagai merasakan bahwa kita melihat Allah dalam 'Ibadah itu, karena walaupun tak mungkin melihat-Nya, tapi kita dapat merasakan, bahwa Allah senantiasa melihat dan memperhatikan perangai kita. 'Ibadah yang ihsan ini akan menumbuhkan rasa dekat dan mesra dengan Allah, sehingga menimbulkan rasa cinta kepada-Nya.
Rasa cinta ini akan menumbuhkan percaya diri yang sangat tinggi di dalam pribadi kita, sehingga rasa ketidak-stabilan oleh karena ketidak-pastian tadi menjadi sirna sama sekali, maka bersihlah diri dari sikap was-was atau ragu akan kasih sayang Allah, sebagaimana difirmankan Allah di dalam al-Qur'an:
"Demi pribadi dan penyempurnaannya; yang berpotensi sesat dan bertaqwa. Sungguh menanglah mereka yang mensucikannya; Sungguh rugilah mereka yang mengotorinya." (Q.91 : 7-10)
Dengan demikian ananiah atau jalan pintas untuk mengatasi rasa ketidak-pastian tadi tidak akan tumbuh di dalam pribadi yang mau ber'ibadah ihsan dan khusyu'. Berdasarkan ayat-ayat ini, jelaslah bagi mereka yang sadar, bahwa pensucian pribadi melalui 'ibadah yang ihsan dan khusyu' bukanlah sekadar kewajiban pribadi, tapi lebih merupakan suatu kebutuhan muthlak, yang tak mungkin diabaikan.
3. Penyakit Takut dan Bimbang
Penyakit yang sering bercokol dalam hati manusia ialah penyakit takut dan bimbang. Penyakit ini pun biasanya timbul akibat rasa ketidak-pastian yang telah diterangkan di atas. Kedua penyakit ini tumbuh akibat kurang yakinnya seseorang akan kemutlakan kekuasaan Allah SWT. Kurang yakinnya seseorang akan kemutlakan Allah ini menyebabkan ia kurang pasrah dalam mewakilkan nasibnya kepada Allah. Di dalam bahasa al-Qur'an dikatakan orang ini tidak tawakkal.
Tawakkal 'ala Allah artinya mewakilkan nasib diri kepada Allah semata. Kelemahan diri manusia akibat dari proses kejadiannya itu (lihat E.1.) telah menyebabkan manusia senantiasa merasa tergantung kepada sesuatu yang lain. Jika ia yakin akan kekuasaan mutlak Allah SWT, maka ia akan puas dengan ketergantungannya kepada Allah saja. Jika ia kurang yakin akan kemutlakan kekuasaan Allah SWT, maka kebimbangan segera timbul. Kebimbangan ini kemudian akan berkembang menjadi rasa takut.
Rasa takut itu biasanya timbul terhadap perkara yang akan datang yang belum tentu akan terjadi. Misalkanlah perkirkiraan yang wajar menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya perkara itu dan akan berakibat jelek terhadap kita 50%. Biasanya dengan pengandaian yang dilebih-lebihkan dibayangkan seolah-olah kemungkinannya jauh lebih besar dari 50%, maka kita pun ketakutan.
Padahal, jika kita sadar, bahwa kita boleh saja mengandaikan sebaliknya, yaitu lebih kecil dari 50% bukankah kita tak perlu takut. Dalam keadaan tidak takut kita dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk mengatasi akibat yang akan mungkin terjadi itu. Biasanya di bawah tekanan rasa takut orang sudah tidak dapat lagi berpikir wajar, bahkan bagi setengah orang bisa menjadi panik dan berhenti berpikir sama sekali.
Namun di atas semua itu, keyakinan akan seluruh sifat-sifat (attribute) Allah yang mutlak pasti akan menentukan dan memelihara kemantapan hati seseorang. Bukankah Allah SWT telah mcnjamin, bahwa "tidak akan mengenai suatu kejadian akan kita, kecuali jika memang telah ditetapkan Allah bagi kita." Dalam firman-Nya:
"Katakanlah: 'Takkan ada apapun yang akan menimpa kami, kecuali yang telah ditetapkan Allah; Dialah Pelindung kami, maka hanya kepada-Nya-lah si Mu 'min mewakilkan urusan mereka' . " (Q. 9: 51).
Takut dan bimbang adalah gejala jiwa yang kurang bertawhid. Dengan perkataan lain takut dan bimbang ialah pertanda syirik. Dr. Muhammad Iqbal, pujangga Islam terkemuka dalam abad ini telah menyatakan syirik setiap luapan takut dan bimbang dalam salah satu sajaknya yang bcrjudul: "Laa Takhaf Wa Laa Tahzan".
Laa Takhaf Wa Laa Tahzan

Wahai kau yang dibelenggu rantai takut dan gelisah
Pelajarilah mutu kata Nabawi: "Laa Tahzan"
Jangan takut tak berketentuan
Jika adalah padamu Tuhan Yang Maha Kuasa
Lemparkanlah jauh-jauh segala takut dan bimbang
Lemparkan cita untung dan rugi
Kuatkan iman sekuat tenaga
Dan kesankanlah berkali-kali dalam jiwamu: "La Khaufun 'Alaihim"
Tiada resah dan gentar pada mereka bagi zaman 'kan datang
Bila Musa pergi kepada Fir'aun
Hatinya membaja oleh mutu kata:
"Laa Takhaf, janganlah takut dan bimbang"
Siapa yang telah mempunyai semangat al-Musthafa
Melihat syirik dalam setiap denyut dan luapan takut bimbang.
Cara mengatasi rasa takut ialah dengan tawakkal 'ala Allah, artinya mewakilkan perkara yang kita takuti itu kepada Allah SWT, maka Allah akan memberikan pemecahan masalah tersebut. Di samping itu kita mempersiapkan diri seperlunya untuk mengatasi kemungkinan akibat buruk dari perkara tersebut bila terjadi.
Andai kata perkara itu terjadi benar-benar, maka kita tidak akan terkejut lagi, sehingga dapat lebih tenang mengatasinya. Betapapun jelek akibat terjadinya perkara tersebut atas diri kita, maka dengan bertawakkal 'ala Allah itu kita akan siap menerimanya sebagai kehendak Allah, Yang sedang menguji kita. Maka jika kita berhasil keluar dari peristiwa itu biasanya kita akan punya iman yang lebih menebal. Itulah yang dialami para nabi dan rasul dalam meningkatkan iman dan tawhid mereka.
Nabi Musa AS, umpamanya, telah mengalami segala macam ujian Allah yang berat-berat demi meningkatkan iman dan tawhid beliau. Musa AS mematuhi segala yang telah diperintahkan Allah kepadanya sepenuhnya. Kadang-kadang beliau juga merasa bimbang dan ragu, dan perasaan ini dijelaskan beliau kepada Allah, dan Allah memberikan bantuan seperlunya. Pada saat beliau, karena mematuhi perintah Allah, membawa seluruh orang Yahudi pindah keluar dari tanah Mesir, maka beliau dihadapkan dengan cabaran Allah yang cukup berat.
Ketika rombongan yang besar itu sampai ke pantai laut Merah kelihatan di belakang lasykar Fir'aun, yang siap akan menghancurkan mereka, datang mengejar. Maka, Musa AS dihadapkan dengan jalan buntu. Padahal beliau sampai ke situasi ini bukan karena kehendak beliau sendiri; beliau sampai ke situasi ini hanya karena mematuhi perintah Allah, maka ketika beliau mewakilkan perkara ini kepada Allah, maka Allah SWT segera memberikan pemecahan masalahnya, dan dengan demikian Musa menjadi lebih matang. Inilah yang digambarkan oleh sajak berikut ini:
Have you ever been to the Red Sea shore in your life,
Where inspite of everything you can do,
There is no way back, there is no way out,
There is no other way but through.
Jika diterjemahkan kira-kira:
Pernahkah dalam hidup ini anda terbuntu di Laut Merah,
Yang walau apapun anda boleh buat dan rancang,
Namun anda tak mungkin mundur konon pula menyerah,
Satu-satunya jalan hanyalah terus 'nyeberang.
Musa AS tawakkal 'ala Allah atas perkara yang sedang dialaminya akibat patuhnya beliau kepada perintah Allah, maka Allah SWT tak mungkin mengecewakan hamba-Nya yang memenuhi seluruh kehendak-Nya.
"Wahai orang yang beriman, jika kamu menolong (melaksanakan semua perintah) Allah, maka Ia akan menolong kamu dan memantapkan langkah-langkahmu." (Q. 47:7)
Maka dengan kehendak Allah laut Mcrah menyibakkan airnya dan memberikan rombongan Musa AS jalan untuk lewat menyeberang. Sementara itu barisan lasykar Fir'aun dihadang oleh api besar sampai rombongan Musa AS hampir selesai menyeberang. Sesudah api besar itu reda, lasykar Fir'aun mengejar menyeberangi laut yang masih terbuka itu sampai ke tengah, maka laut itu pun menelan mereka seluruhnya. Inilah kekuatan pengaruh tawhid yang bagi seorang Rasul seperti Musa AS telah berubah menjadi apa yang dinamakan mu'jizat.
Ummat Muhammad SAW telah mendapat karunia khas berupa mu'jizat yang tidak saja diajarkan oleh beliau, bahkan telah dipusakakan beliau kepada ummat yang sangat dicintai beliau ini. Kehebatan sikap tawhid ini akan selalu terbukti seandainya ummat ini bersedia menghargai dan mengamalkannya. Sayang, kebanyakan ummat kita masih terlalu tebal kemusyrikannya, sehingga terhadap ilah yang berupa rokok saja pun kebanyakan ummat kita masih takluk tak berkutik, termasuk sebahagian pemimpin dan ulamanya! AstaghfiruLlah . Ya Allah, ampuni dan tunjukilah kami semuanya dalam mencapai ridha-Mu ...!!!
4. Penyakit Zhalim
Zhalim adalah lawan dari 'adil. Zhalim artinya meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya atau melakukan sesuatu yang tidak semestinya. Lawannya 'adil, yang artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya atau melakukan sesuatu yang pantas. Jadi kalau seseorang membunuh ular karena ia akan membela nasib seekor tikus yang akan diterkam dan dimakan ular itu, maka tindakannya itu tidak bisa dikatakan 'adil, karena sudah taqdir Allah SWT, bahwa tikus itu memang makanan ular.
Demikian pula sikap orang-orang vegetarian yang tak mau makan daging, karena katanya manusia tidak pantas berwatak kejam membunuh binatang yang akan dimakannya. Dengan bersikap demikian mereka menganggap kehidupan mereka penuh dengan kasih sayang sesama makhluk Tuhan. Padahal Allah SWT telah berfirman, bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini dan segala yang ada di langit diciptakan Allah untuk melayani kebutuhan manusia.
"Dan Ia telah menyediakan bagi kamu segala sesuatu yang ada di langit dan apa yang di bumi seluruhnya dari pada-Nya, sesungguhnya dalam hal ini terdapat beberapa tanda bagi kaum yang mau berfikir." (Q. 45:13).
Dari ayat ini dan beberapa ayat lain yang senada (lihat juga Q. 14:32-33; 16:12,14; 22:65; 31:20,29; dan sebagainya), maka membunuh binatang yang memang diciptakan Allah untuk kepentingan kesejahteraan manusia tidaklah termasuk zhalim atau kejam asalkan kita memenuhi segala persyaratan yang berkenaan dengan itu seperti harus dengan pisau yang tajam dan langsung memotong urat leher tertentu agar darahnya segera tanpa tertahan keluar dengan lancar, dan sebagainya.
Dari ulasan ini dapatlah diketahui, bahwa kezhaliman bisa terjadi jika seseorang melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kewajaran. Sesuatu yang tidak wajar itu biasanya bertentangan dengan hukum atau sunnah Allah SWT. Jadi zhalim dengan tegas berarti melakukan sesuatu yang bertentangan dengan sunnah Allah SWT. Bedanya dengan kufur hanyalah dalam i'tiqadnya.
Seorang kafir menolak sunnatuLlah dengan hati dan perbuatannya, sedangkan seorang Muslim yang bertindak berlawanan dengan sunnatuLlah dikatakan zhalim, walaupun ia masih tetap seorang Muslim. Namun kebiasaan berperilaku zhalim akan merusak mentalnya, karena dengan perilaku ini ia telah merendahkan atau meremehkan sunnatuLlah yang pasti menimbulkan akibat negatif bagi dirinya dan lingkungannya. Sikap meremehkan sunnatuLlah ini termasuk atau mendekati sikap sombong yang telah dibicarakan di atas. Pada akhirnya jika pen-zhalim tidak segera taubat maka ia akan menjadi kufur juga akhirnya. Oleh karena itu sikap zhalim dibenci oleh Allah.
Selain dari pada itu zhalim terhadap makhluk lain, terutama terhadap manusia berarti merendahkan derajat manusia yang dizhalimi. Manusia sebagai makhluk yang dimuliakan Allah haram direndahkan. Bertindak zhalim sama dengan mendekatkan diri dengan kekufuran, karena denqan tindakan itu pen-zhalim telah menandingi hak Allah sebagai Satu-satunya Yang Berhak bertindak menurut iradah-Nya tanpa perlu menenggang yang lain. Tindakan menandingi hak Allah inilah yang berlawanan dengan tawhid. Dengan perkataan lain, zhalim pada dasarnya akan mendekatkan diri seseorang kepada syirik.
Bertindak zhalim terhadap makhluk selain manusia pun bisa mendekatkan diri kepada kufur, karena telah melawan sunnah Allah. Umpamanya, membunuh binatang yang tak akan dimakan, tapi hanya sebagai permainan atau hobby. Juga, perbuatan-perbuatan yang menimbulkan pencemaran pada lingkungan seperti menebang kayu yang tak akan dimanfaatkan, atau dengan cara yang berlebih-lebihan karena didorong oleh sifat thama' untuk mendapatkan keuntungan yang berlebihan, sehingga menimbulkan ketidak-seimbangan ecology. Perbuatan zhalim seperti ini sama dengan "berlagak tuhan", yang boleh berkemauan seenaknya sendiri tanpa menenggang kepentingan orang atau makhluk lain. Hal ini jelas akhirnya akan termasuk syirik atau paling tidak menjauhkan diri seseorang dari sikap tawhid yang istiqamah.
5. Penyakit Hasad atau Dengki
Hasad tumbuh di hati seseorang apabila ia tidak senang kepada keberhasilan orang lain. Sikap ini biasanya didahului oleh sikap yang menganggap diri paling hebat dan paling berhak mendapatkan segala yang terbaik, sehingga jika melihat ada orang lain yang kebetulan lebih beruntung, maka ia merasa disaingi. Jadi pada dasarnya hasad ini juga berasal dari sikap membesarkan (kibir) diri atau sombong.
Sikap tawhid pasti akan membuahkan hal yang sebaliknya, karena dengan mentawhidkan Allah seseorang pasti bisa merasakan, bahwa semua makhluk Allah sama kedudukan dan haknya masing-masing di hadapan Allah SWT. Hanya Allah sendiri yang pantas dianggap lebih dari semua yang ada. Adapun manusia punya hak yang sama di sisi Allah. Jika ada manusia yang lebih dimuliakan Allah dari yang lainnya, maka hanya Allah sendiri yang berhak menentukan apa kriterianya, dan bagaimana cara mengukurnya. Di dalam al-Qur'an dikatakan, bahwa kelebihan seseorang manusia terhadap yang lain hanyalah ditentukan oleh ketaqwaan manusia tersebut.
"Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu ialah yang paling bertaqwa, sesungguhnya hanya Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Sadar." (Q. 49:13)
Namun taqwa ini merupakan kwalitas hati, yang tidak mungkin diketahui oleh manusia ukurannya. "Taqwa-meter" tak pernah dan tak mungkin dibuat oleh manusia. Oleh karena itu hanya Allah SWT yang mengetahui derajat ketaqwaan seseorang, dan hanya Allah yang Maha Sadar (Khabiir = absolutely well informed) akan nilai setiap orang, maka hanya Allah yang bisa menilai kelebihan seseorang terhadap yang lain.
Memang dalam pergaulan sesama manusia sering diperlukan suatu metoda tertentu untuk menilai mutu seseorang misalnya setiap guru atau dosen harus menilai murid atau mahasiswanya untuk mengetahui apakah ia pantas dinaikkan atau diluluskan. Di dalam suatu perusahaan, seorang manajer personalia harus mengadakan penilaian (performance appraisal) terhadap bawahannya, namun penilaian itu hanyalah bersifat lahiriah, yaitu yang dinilai ialah hasil prestasi, sama sekali bukan nilai moral atau motivasi bawahan tersebut.
Oleh karena itu penilaian prestasi (performance appraisal) yang dilakukan oleh seorang manager personalia yang Islami haruslah berdasarkan persetujuan antara si penilai dan orang yang dinilai, dan kedua orang ini haruslah menandatangani laporan hasil penilaian tersebut. Aturan yang sudah biasa dilakukan di kalangan manajer yang modern ini dibuat demi menghasilkan penilaian yang lebih mendekati keobjektifan, namun semua pakar manajemen masih mengakui, bahwa penilaian yang objektif seratus persen tidak akan pernah dicapai manusia, jadi tepat sebagaimana difirmankan Allah SWT:
"Katakanlah: 'Setiap kamu berkarya menurut bakat masing-masing, hanya Allah, Tuhanmu yang paling mengetahui siapa yang benar-benar mendapat petunjuk di jalan yang ditempuhnya'..." (Q.17:84)
Ayat ini tegas menyatakan, bahwa selain Allah tidak ada yang mampu memberikan penilaian yang betul-betul objektif. Oleh karena itu, sikap dengki yang biasanya didahului oleh penilaian yang subjektif terhadap diri orang lain pasti mendekatkan seseorang kepada syirik, karena menilai secara subjektif itu pada hakikatnya sudah berarti menandingi hak Allah SWT. Wallahu a'lam bishawab

Referensi :
Kuliah Tauhid
Ir. Muhammad 'Imaduddin 'Abdulrahim M.Sc.
Diterbitkan oleh Pustaka-Perpustakaan Salman ITB
Bandung, 1400H, 1980
Cetakan 1, 1979, dan cetakan 2 1980
(Muhammad 'Imaduddin 'AbdulRahim Ph.D., KULIAH TAWHID, Yayasan Pembina Sari Insan (YAASIN), Jakarta, 1993)
lowongan kerja di rumah

CONTOH-CONTOH PRIBADI TAUHID

CONTOH-CONTOH PRIBADI TAWHID DALAM SEJARAH ISLAM
Agama Islam sepeninggal Rasulullah Muhammad SAW telah disebarkan ke seluruh pelosok dunia yang sudah mempunyai kebudayaan yang tinggi ketika itu, terutama jika dibandingkan dengan kebudayaan bangsa Arab Quraisy sendiri. Oleh karena itu, banyak di antara bangsa-bangsa ini, yang biasa menganggap enteng terhadap bangsa gurun pasir ini, tertegun dan tidak percaya atas kenyataan, bahwa bangsa, yang selalu dianggap mereka primitif ini, kok tiba-tiba berani menantang mereka.
Raja Parsi, Kusro umpamanya, telah merobek-robek surat RasuluLlah yang mengundangnya untuk menerima ajaran Islam. Raja ini merasa terhina karena surat yang datang dari seorang "bekas gembala" itu dianggapnya lancang sekali telah berani mengajarinya tentang kebenaran, padahal ia seorang kaisar penakluk dunia. Maka raja ini tidak sudi mengakui perbatasan antara negerinya dengan jazirah Arab, yang ketika itu sudah menjadi Islam sebelum wafatnya RasuluLlah. Oleh karena itu daerah perbatasan ini sering mercka ganggu dan langgar kedaulatannya.
1. Khalid bin Walid Yang Tak Terkalahkan
Ketika panglima Khalid bin Walid dikirim khalifah Abubakar Shiddik, dan berhasil mengusir bangsa Parsi ini keluar perbatasan, mereka masih terus-menerus kembali lagi. Maka atas usul Khalid, khalifah Abubakar mengirim bantuan lasykar lagi ke perbatasan itu, sehingga mencapai sepuluh ribu orang. Panglima Hurmuzan dan Parsi lengkap dengan barisan bergajah mereka dengan pongahnya mencoba menghadang pasukan Khalid bin Walid ini, dengan tentara sebanyak lebih dari seratus ribu. Khalid memulai serangannya dengan mengirimkan surat lebih dahulu. Dalam surat itu ia menawarkan tiga pilihan:
a. Damai, dengan syarat masing-masing menghormati perbatasan negara yang ada.
b. Menerima ajaran Islam, yang akan menjalin ukhuwah Islamiyah antara kedua rakyat yang ada. Maka tidak akan ada soal perbatasan lagi.
c. Jika kedua pilihan itu tak bisa diterima, maka bersiaplah kalian menghadapi kami yang datang dengan lasykar yang berani hidup, namun ingin mati (syahid) karena kerinduan mereka kepada Allah.
Dengan persyaratan yang tertulis di surat itu, Hurmuzan telah mengalami goncangan jiwa (psychological shock) yang dahsyat, karena bagi mereka tidak pernah ada istilah "ingin mati". Namun karena kesombongan bangsa ini terhadap bangsa Arab yang mereka anggap masih terbelakang itu mereka memilih tawaran untuk perang, apalagi setelah melihat perlengkapan barisan Muslim ketika itu paling tinggi hanyalah panah dan kenderaan mereka pun paling cepat hanyalah kuda. Kuda itu pun terbatas bagi perwira menengah ke atas, sedangkan kebanyakan anggota lasykar Muslim ketika itu hanyalah berjalan kaki atau berkendara unta. "Apakah kuda sanggup berhadapan dengan gajah yang kuat ini?" Demikian pikir panglima Parsi yang sombong itu.
Khalid mengerahkan barisan Muslimin maju menyerbu di bawah pimpinannya sendiri yang berpacu di depan. Dengan mengendarai kudanya yang berlari cepat Khalid menerobos barisan musuh yang paling lebal sambil mengayunkan pedangnya ke kiri ke kanan menebas batang leher serdadu musuh, sehingga terbentuk jalur mayat manusia yang bergelimpangan akibat tebasan pedang Khalid. Ketika jalur mayat ini bergerak terus mcnuju ke tempat panglima Hurmuzan, maka serdadu Parsi menjadi panik. Serbuan Khalid serasa tak terhankan mereka. Mereka lari porak poranda kehilangan kepercayaan diri dan akhirnya banyak yang menyerahkan diri kepada Khalid.
Tentara Parsi yang menyerah itu diperlakukan Khalid dengan wajar dan baik, sebagaimana layaknya sesuai dengan contoh dan ajaran Rasulullah SAW. Walaupun sudah menyerah, harta benda mereka tidak diambil atau dirusakkan, bahkan tentara yang tadinya buruh tani yang tidak pernah punya tanah itu diberi hak untuk mempunyai tanah sesuai dengan kemampuan mereka menggarapnya, maka mereka pun berbondong-bondong masuk Islam.
Walaupun sebahagian lasykar Muslim syahid dalam penyerbuan pertama itu, namun jumlah anggota barisan Khalid bukan berkurang, bahkan bertambah, karena lasykar Parsi yang menerima Islam sebagai agama mereka yang baru langsung bergabung dengan barisan Khalid. Melihat kemenangan yang relatif sangat cepat diperoleh ini, maka Khalid, sesudah mendapat izin dari Khalifah Abubakar menyerbu terus ke dalam daerah Parsi, sehingga seluruh negeri itu takluk dalam waktu yang relatif sangat singkat. Khalid berangkat dari Madinah untuk tugas ini pada awal bulan Muharram, dan seluruh kerajaan Parsi takluk di bawah kekuasaan ummat Islam pada akhir bulan Zulqaidah, tahun yang sama. Jadi, dalam waktu kira-kira sebelas bulan sebuah kerajaan yang pada masa itu dianggap sebagai negara superpower kedua sesudah Romawi telah takluk kepada kaum Muslimin yang memperkenalkan dan menghormati hak-hak asasi manusia.
Ketika salah seorang sahabatnya mengingatkan Khalid, bahwa besok akan masuk bulan Zulhijjah, maka Khalid merasakan kerinduan menusuk hatinya akan baituLlah. Khalid memutuskan, bahwa ia harus naik haji, maka ia segera memilih beberapa ekor kuda yang tercepat dan dengan iringan beberapa sahabatnya ia segera berderap pulang ke Makkah untuk mengejar waktu demi melaksanakan haji dengan meninggalkan daerah kerajaan Parsi yang baru saja ditaklukannya itu.
Ketika khalifah Abubakar mendapat laporan akan kemenangan Khalid yang gemilang ini ditambah pula oleh kecerobohan Khalid meningglkan medan sebelum sempat mengadakan pengamanan seperlunya, maka beliau menulis surat teguran kepada panglimanya yang gagah perkasa ini.
Khalifah menulis: "Disamping rasa syukurku kepada Allah SWT dan tanpa mengurangi rasa hormatku atas keteguhan iman dan kecintaanmu kepada Allah, aku wajib memperingatkan engkau, bahwa meninggalkan medan sebelum mengadakan pengamanan seperlunya bukanlah tindakan seorang panglima yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, kami perintahkan agar engkau pulang ke posmu secepat-cepatnya." Sadar akan kesalahannya ini, Khalid segera melaksanakan perintah khalifah itu sesudah menyelesaikan ibadah hajinya dan melakukan tawaf wada'.
2. Umar bin Khathab Penyelamat Tawhidnya Ummat
Ketika pasukan Islam di front Romawi Timur membutuhkan tambahan bantuan menghadapi tentara Romawi yang sangat canggih persenjataannya, maka khalifah Abubakar memanggil Khalid agar pulang meninggalkan kursi dan pergi memperkuat front menghadapi Romawi ini. Khalid kemudian mengambil kebijakan, sesudah disetujui Abubakar, langsung saja menuju ke Barat ke arah Jerusalam tanpa pulang dahulu ke Madinah. Untuk itu Khalid harus menaklukkan negeri-negeri yang terletak antara Parsi dan Romawi Timur itu.
Negeri-negeri ini ternyata dapat ditaklukkan Khalid satu per satu dalam waktu relatif singkat. Maka nama Khalid bin Walid sebagai penakluk yang gagah perkasa dan pahlawan yang tak terkalahkan menjadi tersiar ke mana- mana. Anak-anak muda di Madinah pun mulai menyanyikan sya'ir-sya'ir yang memuji-muji kepahlawanan dan kegagahan panglima Khalid ini. Sementara itu khalifah Abubakar wafat dan digantikan oleh Umar bin Khathab.
Sesampainya Khalid di front Romawi, maka ia mengusulkan agar diadakan rapat pimpinan mengatur strategy menaklukkan tentara Romawi Timur yang canggih itu.
Ketika Khalid sedang memimpin rapat strategy ini sampailah utusan dari Madinah membawakan surat dari khalifah 'Umar, yang ditujukan kepada panglima Khalid. Surat itu dibaca Khalid, kemudian dilipat dan dimasukkannya ke dalam kantongnya dan ia meneruskan rapat penting itu. Ternyata surat itu berisi pemberhentian Khalid sebagai panglima dan perintah agar menyerahkan pimpinan kepada bawahannya. Khalid tidak membacakan surat itu kepada hadlirin ketika itu, demi menjaga agar mereka jangan sampai resah. Seusai memimpin rapat itu, besoknya Khalid masih memimpin penyerangan perdana terhadap front Romawi ini. Ketika dilihatnya panglima bawahannya sudah mampu melanjutkan perjuangan dengan strategy yang telah digariskan itu, maka pimpinan diserahkannya, dan ia pun langsung pulang ke Madinah menemui khalifah Umar.
Sesampainya Khalid di Madinah, maka ia langsung menemui khalifah 'Umar dan menanyakan apa gerangan alasan maka ia diberhentikan tiba-tiba. Apakah karena kekurang fahamannya tentang urusan keuangan?
"Aku harus mengakui kekuranganku dalam mengurus buku keuangan ini, namun aku bersumpah dengan nama Allah, bahwa aku tak pernah mengambil satu sen pun dari dana yang disediakan oleh negara, bahkan uang pribadiku banyak yang kusumbangkan untuk perjuangan ini," katanya kepada 'Umar.
"Aku yakin sungguh akan kejujuran dan keikhlasanmu, wahai saudaraku, sehingga aku tidak pernah merasa curiga akan manajemen dana perjuangan ini, walaupun aku yakin, bahwa sebagai panglima engkau tetap merupakan penanggung jawab terakhir terhadap manajemen dana ini."
"Lantas, mengapa sampai aku dipecat tanpa alasan yang tepat?" Tukas Khalid dengan suara yang agak tajam.
'Umar menatap muka Khalid dan berkata: "Aku sekadar melakukan tugasku menyelamatkan tawhidnya ummat. Engkau adalah panglima yang gagah perkasa, dan RasuluLlah SAW sendiri yang telah mengangkatmu memegang jabatanmu itu. Sejak itu engkau belum pernah terkalahkan di setiap medan pertempuran, sehingga rakyat sudah mulai menyanyikan lagu-lagu yang memuji dan memuja namamu di samping memuji Allah SWT. Aku takut hal ini akan berkembang menjadi keyakinan seolah-olah Engkaulah satu-satunya yang sanggup memenangkan seluruh perjuangan ini dengan atau tanpa syafa'at Allah SWT. Bukankah dengan demikian mereka menjadi musyrikin? Maka aku ingin buktikan kepada mereka, bahwa 'Umar, hamba Allah yang lemah dan hina ini, telah sanggup menjatuhkan engkau panglima yang gagah perkasa. Dengan demikian kuharap mereka kembali memuji dan memuja hanya Allah SWT."
Mendengar keterangan 'Umar yang tegas menegakkan tawhid itu Khalid menerima kebijakan khalifah yang 'arif itu dengan ikhlash. Maka besoknya ia kembali ke medan perang membantu rekan-rekannya yang sedang mati-matian di front Romawi Timur. Khalid maju di bawah pimpinan bekas bawahannya sebagai prajurit biasa. Ketika ditanyakan orang kepadanya mengapa ia terus juga berjuang sesudah dipecat oleh 'Umar sebagai panglima, maka Khalid menjawab tegas: "Aku berjuang bukan karena 'Umar, aku berjuang semata karena Allah SWT." Inilah contoh-contoh pribadi tawhid yang tulen.

Referensi :
Kuliah Tauhid
Ir. Muhammad 'Imaduddin 'Abdulrahim M.Sc.
Diterbitkan oleh Pustaka-Perpustakaan Salman ITB
Bandung, 1400H, 1980
Cetakan 1, 1979, dan cetakan 2 1980
(Muhammad 'Imaduddin 'AbdulRahim Ph.D., KULIAH TAWHID, Yayasan Pembina Sari Insan (YAASIN), Jakarta, 1993)
lowongan kerja di rumah

DUA PRIBADI PANUTAN BAGI KEMANUSIAAN

Dua Pribadi Panutan Bagi Seluruh Kemanusiaan
Pribadi Ibrahim AS, dan Muhammad SAW merupakan dua tokoh yang paling tepat untuk menggambarkan kwalitas kemanusiaan yang sempurna ini. Ibrahim AS telah rela dibakar hidup-hidup karena kalimah "Laa ilaaha illa Allah" ini; telah sedia diusir dari tanah airnya, telah rela dipindahkan ke tanah gersang yang tak memberikan kehidupan di lembah bukit Faran (Makkah), telah rela dipisahkan dengan anak tunggalnya Isma'il AS dan isterinya Sitti Hajar, telah rela menyembelih anaknya Isma'il AS. Scmua ini dilakukan hanya karena penghayatan beliau akan sikap "Laa ilaaha illa Allah", tiada tuhan bagiku selain Allah SWT.
Karena itu beliau telah mendapat kehormatan yang tertinggi dari seluruh manusia. Demikian Allah telah memerintahkan setiap Muslim bershalawat kepada Ibrahim (salaamun 'ala Ibrahim), sebagai BAPAK KEMERDEKAAN atau BAPAK KEMANUSIAAN yang pertama dan paling utama bagi seluruh manusia.
Ajaran Nabi Muhammad SAW pun dikatakan merupakan lanjutan ajaran Nabi Ibrahim AS (Millata Ibrahim). Pokok ajaran Ibrahim AS merupakan missi utama Muhammad SAW. Di dalam al-Qur'an dijelaskan, bahwa bangsa Quraish, yaitu anak cucu Nabi Ibrahim melalui putera pertama beliau Nabi Isma'il AS mempunyai kelebihan khusus. Nabi Ibrahim diperintahkan Allah SWT mengembara menuju lembah bukit Faran yang ketika itu dinamai orang Al-Bakkah, yang artinya lembah "tangisan". Lembah dengan tanahnya yang gersang itu tidak memberikan kehidupan sama sekali, sehingga setiap kafilah yang kehabisan bekal ketika sampai ke tempat itu pasti akan mengalami mati kelaparan dan kehausan. Ibrahim AS membawa isteri beliau Siti Hajar ke sana semata demi mematuhi perintah Allah. "Aku pergi memenuhi perintah Tuhanku, Yang akan menunjuki aku." (Q. 37: 99).
Sesampainya beliau ke tempat yang gersang ini maka beliau menyadari betapa berat tantangan yang akan beliau hadapi. Menegakkan kembali reruntuhan Ka'bah, yang pertama sekali didirikan olhh Nabi Adam AS, namun telah berabad-abad terbengkalai. Maka beliau kembalikan masalah itu kepada Allah SWT, Yang telah memerintahkan beliau ke tempat yang tidak memberikan harapan hidup itu. Maka beliau pun berdo'a memohon agar dianugerahi seorang putera yang shalih sebagai pendamping beliau menghadapi tantangan alam, yang kurang bersahabat itu.
"Ya Tuhanku, anugerahilah aku anak yang shalih". (Q. 37:100)
Maka Allah menghadiahi beliau dengan seorang anak yang haliim (yang tabah, mendahulukan tugas daripada menuntut hak, ulet dan tebal iman).
"Kami gembirakan dia dengan seorang anak yang haliim." (Q. 37 : 100)
Putera beliau yang pertama ini ialah nabi Isma'il AS, yang sejak kecil telah mendapat gemblengan sedemikian beratnya sehingga beliau menjadi seorang hamba Allah yang unggul di dalam segala hal. Sejak berumur beberapa bulan telah ditinggalkan ayahanda beliau dengan bekal yang sangat sedikit.
Ketika bekal itu telah habis, dan ibunda beliau Siti Hajar pun telah kehausan, sehingga air susu beliau telah kering sama sekali, maka dalam melaksanakan ikhtiar terakhir sambil menunggu ketentuan Allah SWT Siti Hajar berlari antara bukit Safa dan Marwa mencari air sesudah meninggalkan Isma'il terbaring di samping fondasi Ka'bah. Sesudah tujuh kali berulang, ketika sisa daya telah habis kikis, dan bayi Isma'il pun sudah tak bersuara lagi karena kehabisan energy, maka gerakan kaki Isma'il menyentuh pasir yang gersang itu telah menyemburkan mata air di bawah tumit beliau. Inilah permulaan dari sebuah perigi yang terkenal dengan nama perigi Zamzam, yang airnya sunnat diminum setiap kali seorang Muslim selesai melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah.
Pada saat menjelang dewasa, ketika tenaga Isma'il sudah mulai bisa diharapkan membantu ayahanda beliau dalam mengerjakan ka'bah, Ibrahim AS dan Isma'il AS mendapat ujian terberat lagi dari Allah SWT. Ibrahim AS diperintah Allah menyembelih Isma'il, anak kandung sibiran tulang ini. Ujian terberat ini dijalani keduanya dengan penuh keikhlasan, yang tiada bandingannya dalam sejarah kemanusiaan.
"Maka ketika ia (Isma'il) telah mencapai usia yang boleh bekerja, ia (Ibrahim) berkata: 'Wahai ananda, Aku telah melihat di dalam mimpiku, bahwa aku harus menyembelihmu, cobalah ananda renungkan, bagaimanakah pendapatmu?'. " (Q. 37.102)
Dengan spontan Isma'il AS menjawab: "Wahai ayahandaku, laksanakanlah perintah Allah itu; ayah akan lihat betapa ananda insya Allah akan tabah (mematuhinya)." (Q. 37:102)
Inilah pancaran sikap tawhid yang paling murni yang pernah dibuktikan dalam sejarah kemanusiaan. Sikap tawhid ini tidak hanya terlihat pada Ibrahim AS, tapi juga pada anak beliau Isma'il AS.
Watak Isma'il yang haliim ini mengalir dalam darah keturunan beliau bangsa Quraish, yang kelak akan melahirkan nabi terakhir bagi kemanusiaan. Bangsa Quraish adalah bangsa yang militant, kuat dan tangguh menghadapi cabaran alam. Mereka mampu menantang terik panasnya musim panas dan sejuknya musim dingin, yang menghcmbuskan angin sejuk menyayat telinga.
"Sudah menjadi kebiasaan kaum Quraish, kebiasaan menghadang sejuknya musim dingin dan teriknya musim panas." (Q. 106:1,2)
Bangsa yang ulet menghadapi tantangan alam ini ternyata telah dipersiapkan Allah SWT sebagai pembawa suatu missi (mission carrier) yang terpenting bagi kemanusiaan seluruh dunia. Nilai yang dikandung oleh missi (risalah) ini merupakan syarat mutlak bagi kebahagiaan setiap bangsa di dunia ini dari dahulu sampai hari qiamat nanti. Bangsa mana pun yang pernah ada dalam sejarah kemanusiaan akan mengalami kemakmuran dan kebahagiaan jika menghayati nilai yang dikandung missi ini. Sebaliknya bangsa manapun akan menderita kemunduran bahkan kehancuran jika tidak mengamalkan risalah yang nilainya universal ini. Karena itu Allah menamakan missi ini "rahmah" atau kasih sayang bagi seluruh kemanusiaan.
"Tiada Kami mengutus engkau (ya Muhammad), kecuali sebagai pembawa RAHMAH bagi seluruh kemanusiaan." (Q. 21:107)
Rahmah yang dibawa oleh RasuluLlah Muhammad SAW ini kemudian disebarkan oleh bangsa ulet keturunan nabi Ibrahim ini ke seluruh dunia dalam waktu yang sangat singkat, sehingga dalam waktu kurang dari satu abad telah tersebar ke Barat sejauh perbatasan kota Paris, dan ke Timur sampai ke perbatasan negeri Cina.
Di dalam surat Quraisy itu Allah telah menerangkan apa yang dimaksudkan-Nya dengan "rahmah" atau kasih sayang itu disertai persyaratan yang tegas untuk mendapatkannya.
"Maka hendaklah mereka mengabdi hanya kepada (mentawhidkan) Tuhan Pemilik rumah (ka'bah) ini, Yang akan MEMBEBASKAN MEREKA DARI RASA LAPAR DAN MENGAMANKAN MEREKA DARI RASA TAKUT." (Q. 106: 3,4)
Sejarah kemanusiaan telah membuktikan, bahwa manusia kelaparan bukanlah karena kurangnya bahan makanan yang bisa dihasilkan oleh bumi Allah ini. Manusia kelaparan, biasanya karena ketidak-adilan ekonomi atau penjajahan ekonomi atau penguasaan ekonomi oleh sekelompok kccil orang-orang, yang oleh karena kedudukan politik atau kekuatan modalnya telah tega mengorbankan kepentingan rakyat yang lebih banyak. Selanjutnya, manusia dicengkeram rasa takut oleh adanya penindasan (tirani) politik dan atau militer. Oleh karena itu, di Amerika Serikat dinyatakan sebagai tujuan perjuangan mereka ialah untuk menegakkan: "Freedom from want, and freedom from fear", yang artinya: bebas dari rasa lapar dan bebas rasa takut. Dengan perkataan lain: kemerdekaan ekonomi dan kemerdekaan berpolitik. Tujuan ini mulai dislogankan pada awal perjuangan mereka sebagai satu bangsa dalam tahun 1776.
Sejarah bangsa-bangsa yang lalu selamanya membuktikan, bahwa kedua macam kemerdekaan ini senantiasa merupakan tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Apabila pada suatu bangsa atau negara kedua macam kemerdekaan ini terjamin, maka bangsa atau negara itu akan maju dan makmur. Sebaliknya jika kedua macam kemerdekaan ini tertekan, maka bangsa atau negara itu mengalami kemunduran, bahkan ada kalanya sampai hancur sama sekali. Bekas-bekasnya biasanya ditinggalkan Allah sebagai bukti hukum besi sejarah yang akan dapat dipelajari oleh manusia yang mau mengambil hikmah dari padanya. Oleh karena itu Allah berfirman beberapa kali dalam al-Qur'an menganjurkan agar manusia menjelajahi bumi ini demi mempelajari akibat perbuatan bangsa-bangsa dahulu yang telah mendurhakai hukum-hukum Allah SWT ini. Diantara firman-firman Allah itu ialah:
"Sesungguhnya telah berlaku sunnah Allah pada masa sebelum kamu, maka jelajahilah muka bumi ini dan telitilah akibat perbuatan mereka yang telah mendustakannya." (Q.3:137). Lihat juga (Q. 12: 109; 22: 46, 27: 69; 30:42).
Sejarah bangsa Mesir dengan kezhaliman Fir'aunnya, bangsa 'Ad dan Thamud, bangsa Babylonia yang telah melahirkan Nabi Ibrahim AS, dan bangsa Incus (di daerah Mexico sekarang ini) merupakan beberapa contoh peristiwa yang membuktikan kebenaran ayat Al-Qur'an tersebut. Mereka hancur bahkan hilang dari permukaan bumi, dan diganti Allah SWT dengan bangsa yang lebih mampu menegakkan kedua nilai ini.
Oleh karena mereka yang miskin dan dilemahkan (oleh sistim ekonomi atau struktur kekuasaan yang tidak kerakyatan) sangat berkepentingan terhadap tegaknya kedua macam kemerdekaan ini, maka biasanya merekalah yang paling gigih memperjuangkan tegaknya kemerdekaan ini. Hampir semua jalan sejarah bangsa-bangsa di dunia ini menggambarkan kepada kita, bahwa jika kelompok manusia yang dilemahkan itu bersatu dan berjuang, maka kekuatan penindas yang bagaimana hebatnya pun tidak akan mampu menghadangnya. Allah pun telah berjanji akan memberikan kemenangan beserta amanah kepemimpinan dan pewarisan kepada mereka yang berjuang untuk merebut kembali hak asasi mereka yang merupakan anugerah Allah itu.
"Kami telah berkeinginan membantu mereka yang telah ditindas (diperlemahkan) di muka bumi, dan akan menjadikan mereka pemimpin-pemimpin dan pewaris-pewaris." (Q.28:5)
Maka dari ulasan ini pun nampak jelas apa yang telah kita bincangkan semula, yaitu tegaknya kemerdekaan ini hanyalah melalui suatu perjuangan dan pengorbanan yang berat. Memanglah mentawhidkan Allah itu merupakan suatu prestasi yang paling besar dalam hidup setiap insan. Oleh karena itu, memenangkan perjuangan ini berarti telah memenangkan suatu perjuangan yang paling besar dalam kehidupan seseorang. Mereka yang menang akan merasakan nikmat Allah yang paling tinggi berupa penghayatan secara penuh nilai deklarasi "laa-ilaaha illa Allah". Mereka punya suatu sikap mental kemanusiaan yang paling tinggi derajatnya. Pribadi yang punya sikap mental seperti ini tiada mengenal kata- kata tunduk, kecuali kepada Allah. Mereka mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu semata-mata demi mendapat keridhaan Allah. Inilah sikap mental yang paling merdeka, karena itu paling berbahagia hidupnya di dunia ini.

Referensi :
Kuliah Tauhid
Ir. Muhammad 'Imaduddin 'Abdulrahim M.Sc.
Diterbitkan oleh Pustaka-Perpustakaan Salman ITB
Bandung, 1400H, 1980
Cetakan 1, 1979, dan cetakan 2 1980
(Muhammad 'Imaduddin 'AbdulRahim Ph.D., KULIAH TAWHID, Yayasan Pembina Sari Insan (YAASIN), Jakarta, 1993)
lowongan kerja di rumah

MUHAMMAD ROSUL ALLAH

Muhammad Rasul Allah
Dengan kupasan yang berdasarkan logika semata kita hanya mampu sampai kepada pengetahuan, bahwa yang pantas kita ilahkan hanyalah Allah, Yang punya sifat-sifat Mutlak, Unique (Maha Tunggal), dan Distinct (Beda dengan Semua - Muchalafatuhu lil hawadithi). Sifat-sifat ini penting, namun tidak akan memenuhi kebutuhan manusia yang lebih asasi. Manusia sebagai makhluq yang juga punya rasa di samping aqal menghendaki pula pemuasan fakultas rasa ini. Ketiga sifat Allah tersebut hanya memenuhi kepuasan aqal, mereka belum menyentuh hasrat rasa. Hasrat utama setiap manusia yang ingin hidup normal dan sehat bathiniah tidak terpenuhi hanya dengan mengetahui adanya Allah Yang Maha Mutlak, Maha Tunggal, dan Maha Berbeda dengan semua.
Demi memenuhi kebutuhan asasi manusia inilah, maka Allah dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya telah mengutus para Nabi dan Rasul untuk berdialog dengan manusia dan menerangkan sifat-sifat-Nya yang lain yang dibutuhkan manusia demi memuaskan hasrat aqal dan rasa secara seimbang. Salah satu ayat disampaikan Allah kepada manusia dalam rangka memperkenalkan Diri-Nya kepada manusia ialah: "Sesungguhnya ilah kamu Ilah Yang Satu, tiada ilah lain selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang." (Q. 2:163).
Dengan ayat ini Allah telah memperkenalkan Diri kepada manusia sebagai Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Sifat yang dua inilah yang sangat didambakan oleh manusia dalam hidupnya. Tidak ada manusia yang betah hidup di dunia ini tanpa mendapat dan merasakan kasih sayang yang murni, tanpa pamrih. Sebelum manusia mencapai umur 'aqil baligh, ia telah mendapat kasih sayang yang murni itu dari ibu dan bapaknya. Sebelum ia pandai membedakan mana yang baik dan buruk seyogianyalah manusia diperkenalkan kepada Allah Al Rahman Al Rahim melalui pendidikan yang penuh kasih sayang orangtuanya. Setiap hari sejak kecilnya ia telah dididik mengulang-ulang kedua sifat ini minimum tiga puluh empat kali (tujuh belas raka'at kali dua dalam setiap membaca al Fatihah) demi meyakinkan dirinya akan kasih sayang Allah ini.
Untuk dapat menerima ayat tersebut sebagai firman Allah, maka manusia haruslah mempercayai kerasulan Muhammad SAW sebagai pembawa firman Allah ini. Keyakinan yang bulat akan integritas Muhammad merupakan syarat mutlak untuk menerima al-Qur'an sebagai firman Allah. Oleh karena itu sesudah meyakini kalimat "Laa ilaha illa Allah" seorang Muslim harus pula meyakini "Muhammad Rasul Allah" sebagai commitment kedua.
Kedua kalimat ini dikenal dengan nama "Syahadatain" atau dua kalimah kesaksian. Kalimat kedua merupakan jembatan hati antara setiap Muslim dengan al-Qur'an sebagai firman Allah yang tak perlu diragukannya, karena mengandalkan sifat Muhammad yang terkenal "amanah" itu. Maka seluruh jalan hidupnya akan berpedoman kepada firman Allah yang dikumpulkan di dalam mushaf yang telah mulai dijilid sejak zaman Abu Bakar, shahabat terdekat Rasul, dan khalifah pertama sesudah wafatnya RasuluLlah itu.

Referensi :
Kuliah Tauhid
Ir. Muhammad 'Imaduddin 'Abdulrahim M.Sc.
Diterbitkan oleh Pustaka-Perpustakaan Salman ITB
Bandung, 1400H, 1980
Cetakan 1, 1979, dan cetakan 2 1980
(Muhammad 'Imaduddin 'AbdulRahim Ph.D., KULIAH TAWHID, Yayasan Pembina Sari Insan (YAASIN), Jakarta, 1993)
lowongan kerja di rumah

ALIHATUN ATAU TUHAN-TUHAN POPULER

Alihatun atau Tuhan-tuhan yang Populer
a. Harta atau Duit Sebagai Ilah
Tuhan lain atau "tuhan tandingan", yang paling populer di zaman modern ini ialah duit, karena ternyata memang duit ini termasuk "ilah" yang paling berkuasa di dunia ini. Di kalangan orang Amerika terkenal istilah "The Almighty Dollar" (Dollar yang maha kuasa). Memang telah ternyata di dunia, bahwa hampir semua yang ada di dalam hidup ini dapat diperoleh dengan duit, bahkan dalam banyak hal harga diri manusia pun bisa dibeli dengan duit.
Cobalah lihat sekitar kita sekarang ini, hampir semuanya ada "harga''-nya, jadi bisa "dibeli" dengan duit. Manusia tidak malu lagi melakukan apa saja demi untuk mendapat duit, pada hal malu itu salah satu bahagian terpenting dari iman. Betapa banyak orang yang sampai hati menggadaikan negeri dan bangsanya sendiri demi mendapat duit. Memanglah "tuhan" yang berbentuk duit ini sangat banyak menentukan jalan kehidupan manusia di zaman modern ini.
Pada mulanya manusia menciptakan duit hanyalah sebagai alat tukar untuk memudahkan serta mempercepat terjadinya perniagaan. Maka duit bisa ditukarkan dengan barang-barang atau jasa dalam berbagai bentuk. Oleh karena itu, duit juga disebut sebagai "harta cair" (liquid commodity). Kemudian, fungsi duit sebagai alat tukar ini menjadi demikian efektifnya, sehingga di zaman ini, terutama di negeri-negeri yang berlandaskan materialisme dan kapitalisme, duit juga dipakai sebagai alat ukur bagi status seseorang di dalam masyarakat.
Kekuasaan, pengaruh, bahkan nilai pribadi seseorang diukur dengan jumlah kekayaan (asset)-nya. Prestasi pribadi seseorang pun telah diukur dengan umur semuda berapa ia menjadi jutawan. Semakin muda seseorang mendapat duit sejumlah sejuta dollar dianggap semakin tinggi nilai pribadinya. Umpamanya, ketika penulis sedang mengetik naskah edisi baru ini (di Ames, Iowa, USA, awal Ramadhan 1406/ May 1986), di dalam siaran TV diumumkan, bahwa Michael Jackson mendapat piagam kehormatan tertinggi (Golden Award) sebagai "seniman" penyanyi termuda (di bawah 30 tahun) yang terhebat, karena ia berhasil mendapat kontrak sejumlah 15 juta dollar untuk menyanyikan lagu "Pepsi Cola" di dalam siaran-siaran TV dan radio selama tiga tahun. Jadi ia berpenghasilan 5 juta dollar setahun dalam masa tiga tahun mendatang ini; kira-kira 20 x gaji presiden Amerika Serikat (Ronald Reagen) pada masa yang sama. Kehidupan dan gaya hidup orang-orang yang banyak duit ini di USA sengaja ditonjolkan melalui program yang periodik di TV (The Lifestyles of the Rich and Famous).
b. Takhta Sebagai Ilah
"Tuhan tandingan" kedua yang paling populer ialah pangkat atau takhta, karena pangkat ini erat sekali hubungannya dengan duit tadi, terutama di negeri-negeri yang sedang berkembang. Pangkat atau takhta bisa dengan mudah dipakai sebagai alat untuk mendapat duit atau harta, terutama di negeri-negeri di mana kebanyakan rakyatnya masih berwatak "nrimo", karena belum terdidik dan belum cerdas. Apalagi, kalau di negeri itu kadar kebebasan mengeluarkan pendapat, baik secara lisan maupun tulisan, masih rendah.
Di negeri-negeri yang rakyatnya sudah cerdas, dan kebebasan mengeluarkan pendapat terjamin penuh oleh undang-undang, memang peranan pangkat dan kedudukan tidak mudah, bahkan tidak mungkin dipakai untuk mendapatkan duit/harta. Oleh karena itu, orang-orang yang ikut aktif di dalam perebutan kedudukan yang bersifat politis di negeri- negeri yang sudah maju ini biasanya orang-orang yang sudah kaya lebih dahulu. Mendiang presiden Kennedy, umpamanya, menolak pembayaran gajinya sebagai presiden yang jumlahnya ketika itu 125 ribu dollar setahun, karena ia sudah jutawan sebelum jadi presiden. Ia merebut kedudukan kepresidenan dengan mengalahkan Nixon, ketika itu, karena dorongan rasa patriotiknya, atau mungkin juga demi menjunjung tinggi nama dan kehormatan keluarganya, namun bukan karena menginginkan kekayaan yang mungkin diperoleh dari kepresidenan itu.
Jadi, nyata benar bedanya dengan bekas presiden Marcos dan isterinya Imelda, umpamanya, yang telah menjadi kaya raya akibat kedudukannya, karena itu mereka telah bersikeras terus mempertahankan kedudukan itu, walaupun rakyat sudah menyatakan ketidak-senangan mereka kepadanya. Hal ini bisa terjadi di negeri Marcos, karena kecerdasan dan kebebasan rakyatnya masih jauh di bawah kecerdasan dan kebebasan rakyat Amerika Serikat.
Contoh-contoh seperti Marcos dan Imelda ini banyak sekali terjadi di negeri-negeri yang sedang berkembang, seperti Tahiti dengan Duvalier-nya, Iran dengan mendiang Syah-nya, dan lain-lain...!
Suatu hal yang sangat menarik, karena berhubungan dengan masalah ini, ialah, bahwa Al-Qur'an sudah mengajarkan kepada para Muslim yang benar-benar bertawhid (beriman) agar mereka memilih pemimpin, selain Allah dan Rasul-Nya, hanyalah "orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan membayarkan zakat seraya tundak hanya kepada Allah." Ayat selengkapnya berbunyi:
"Sungguh, pemimpinmu (yang sejati) hanyalah Allah dan Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan MEMBAYARKAN ZAKAT, seraya tunduk (patuh kepada Allah)." (Q.5:55)
Bukankah yang diwajibkan membayar zakat ini ialah orang yang kaya, atau paling tidak orang yang sudah berkecukupan. Orang yang miskin, dan karena itu tidak mampu membayarkan zakat, walaupun sudah ta'at melakukan sembahyang, belum memenuhi syarat untuk dipilih sebagai pemimpin. Akan terlalu berat baginya mengatasi keinginan melepaskan diri dari tekanan kemiskinan itu, sehingga mungkin ia akan lebih mudah tergoda untuk memperkaya dirinya dahulu, sebelum atau sambil menjalankan tugasnya sebagai pemimpin itu.
Sungguh, sangat tinggi hikmah yang terkandung di dalam ayat ini, terutama mengenai masalah memilih atau menentukan pemimpin. Sangat sayang, bahwa kebanyakan ummat Islam pada saat ini belum sempat mencapai tingkat kecerdasan yang memadai untuk memahami dan menghayati kandungan ayat suci ini. Oleh karena itu, ummat ini belum juga berhasil memilih pemimpin mereka sesuai dengan kandungan ajaran Allah ini. Akibatnya, ummat Islam belum mampu mencapai tingkat kemerdekaan (tawhid) yang minimal menurut standard yang dikehendaki al-Qur'an. Benar juga kiranya, jika ada yang mengatakan, bahwa "al-Qur'an masih terlalu tinggi bagi kebanyakan ummat Islam pada masa ini". Dengan perkataan lain, ummat Islam pada masa ini masih terlalu rendah mutunya, sehingga belum pantas untuk menerima al-Qur'an yang mulia itu.
Oleh karena itu, kita tak perlu heran jika nilai-nilai dasar dan pokok yang diajarkan di dalam al-Qur'an masih lebih mudah terlihat dipraktekkan di negeri-negeri, yang justru mayoritas penduduknya resmi belum beragama Islam.
c. Syahwat Sebagai Ilah
Tuhan ketiga yang paling populer pada setiap zaman ialah syahwat (sex). Demi memenuhi keinginan akan sex ini banyak orang yang tega melakukan apa saja yang dia rasa perlu. Orang yang sudah terlanjur mempertuhankan sex tidak akan bisa lagi melihat batas-batas kewajaran, sehingga ia akan melakukan apa saja demi kepuasan sex-nya.
Contoh-contoh dalam sejarah mengenai hal ini cukup banyak, sehingga Allah mewahyukan riwayat yang sangat rinci tentang nabi Yusuf yang telah berjaya menaklukkan godaan sex ini. Nabi Yusuf dipujikan dalam al-Qur'an sebagai seorang yang telah berhasil menentukan pilihan yang tepat ketika dihadapkan dengan alternatif: pilih hidayah iman atau kemerdekaan. Beliau memilih ni'mat Allah yang pertama, yaitu hidayah iman. Dengan mengorbankan kemerdekaannya beliau memilih masuk penjara daripada mengorbankan imannya dengan tunduk kepada godaan keinginan syahwat isteri menteri, majikan beliau.
"Dia (Yusuf) berkata: "Hai Tuhanku! Penjara itu lebih kusukai dari pada mengikuti keinginan (syahwat) mereka, dan jika tidak Engkau jauhkan dari padaku tipu daya mereka, niscaya aku pun akan tergoda oleh mereka, sehingga aku menjadi orang-orang yang jahil." (Q. 12:33).
Dari ayat ini jelas betapa hebat tekanan sex pada seseorang yang sehat dan masih remaja seperti Yusuf ketika digoda oleh isteri majikan beliau yang cantik jelita, namun dengan tawhid yang mantap beliau tidak sampai terjatuh ke lembah kehinaan.
Sajak "Aku" nya Chairil Anwar yang sudah dikoreksi kiranya dapat dipakai untuk melukiskan pribadi Yusuf AS ini sebagai berikut:
AKU
Bila sampai waktuku
'Kumau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga 'kau.
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini hamba Allah
Dari gumpalan darah
Merah
Biar peluru menembus kulitku
'Ku 'kan terus mengabdi
Mengabdi dan mengabdi
Hanya kepada-Mu
Ilahi Rabbi
Tuhan-tuhan Triple "Ta"
Ketiga macam "tuhan-tuhan" tersebut di atas sebenarnya sangat dekat hubungannya satu sama lain, karena yang satu akan lebih mudah didapat dengan memperalat yang lainnya, sehingga tepat jika dikatakan "trinita tuhan-tuhan" atau "Tuhan-tuhan tiga ta: harta, takhta, dan wanita". Ketiga "ta" ini adalah tuhan-tandingan yang selalu"disembah manusia dari zaman awal kejadiannya sehingga zaman nanti.
Manusia yang telah memperkembang potensi 'aqal dan rasanya secara seimbang, sehingga mencapai tingkat minimal yang dikehendaki al-Qur'an akan mampu melihat dengan mata dan hatinya, bahwa ketiga "tuhan" tersebut di atas selain mempunyai sifat "kuasa" dan "menyenangkan" juga bersifat mengikat atau membatasi kemerdekaan manusia.
Manusia dengan tingkat kearifan seperti ini, terutama jika jiwanya telah matang dalam mentawhidkan Allah, bisa juga melihat kenyataan, bahwa tuhan tandingan seperti duit, pangkat, dan syahwat itu memang besar sekali manfaatnya, karena bisa menjamin banyak macam kebutuhan manusia. Namun, ia juga menyadari sepenuhnya, bahwa semua tuhan-tuhan tandingan ini tiada yang mutlak nilai kekuasaan dan pengaruhnya.
Secara sederhana bisa terlihat olehnya di dalam kenyataan hidupnya, bahwa banyak pula hal yang sangat penting bagi kebahagiaan manusia yang sejati tidak mungkin diperoleh dengan duit itu. Walaupun duit bisa membeli makanan yang enak-enak, umpamanya, namun duit tak mungkin membeli selera untuk seseorang yang memang sedang patah seleranya akibat sesuatu penyakit.
Duit memang bisa membeli obat, tapi bukan kesehatan. Duit memang bisa dipakai untuk membeli rumah yang indah bagaikan istana, namun tidak akan mampu membeli kebahagiaan suatu rumah tangga yang sakinah (rukun damai). Duit boleh dipakai untuk membeli buku sebanyak sebuah perpustakaan, namun duit tidak akan bisa membuat si pembeli buku menjadi tahu ('alim) akan isi buku-buku itu. Duit memang bisa dipakai untuk membeli perhiasan mewah dan permainan, namun ia tak berdaya menjadikan si pembeli cantik dan gembira oleh perhiasan dan permainan itu.
Pendek kata, hampir semua yang menyebabkan manusia bisa berbahagia, dalam arti kata yang sebenarnya, tidak dapat dibeli dengan duit itu. Oleh karena itu, sejarah kemanusiaan selalu membuktikan bahwa kebanyakan orang kaya (harta) mati dalam kesedihan, terutama jika hatinya tetap gelap tanpa sinaran iman.
Sajak di bawah ini sangat tepat menggambarkan kenyataan tersebut
$$$

What money will buy:
A bed but not sleep
Books but not brains
Food but not appetite
Finery but not beauty
A house but not a home
Medicine but not health
Luxuries but not culture
Amusements but not happiness
Religion but not salvation
3. Takhta dan Penyalahgunaannya
Demikian pula halnya orang yang berpangkat tinggi, karena pangkat itu selalu sebanding dengan kekuasaan atau pengaruh. Apabila kekuasaan yang mengiringi pangkat itu tidak seimbang dengan kekuasaan pengawalnya (control), yang biasanya disebabkan oleh terjadinya hubung-singkat antara kepemimpinan politik dengan kepemimpinan militer, akan mudah sekali menyebabkan pemegang pangkat tersebut menjadi musyrik. Dalam sejarah kemanusiaan sering terbukti, bahwa pemimpin yang mengalami hal tersebut akan menganggap pangkat yang diperolehnya adalah prestasi pribadinya semata, maka mulailah ia mempertuhankan dirinya sendiri. Rakyat yang seyogyanya dipimpinnya, serta negara yang dipercayakan kepadanya akan dianggapnya milik pribadinya. Ingatlah kaisar Perancis, Louis ke-XIV, yang berani berkata: "L'etat, c'est Moi" (Negara, itulah Aku). Louis telah menganggap negara sebagai milik pribadinya.
Tokoh yang sangat populer dalam hal ini dari sejarah kuno, sehingga berulang kali diceritakan di dalam al-Qur'an ialah Fir'aun dari Mesir, dan Namrud dari Mesopotamia. Fir'aun, yang oleh kegagahannya dan keberhasilannya dalam menjayakan negeri Mesir semasa Nabi Musa dilahirkan, telah berani menganggap dirinya paling berkuasa. Rakyat, yang pada mulanya terbius oleh kekaguman akan pemimpin hebat ini menerima saja segala tuntutan Fir'aun.
Akhirnya, Fir'aun menobatkan dirinya menjadi tuhan, atau maharaja, pembuat dan penentu hukum, maka semua keinginan dan titahnya menjadi undang-undang kerajaan Mesir ketika itu. Rakyat akhirnya ditindas oleh Fir'aun, yang sudah mulai menganggap dirinya tidak pernah bersalah. Sesuai dengan "penyakit iblis" yang sangat mudah ditularkan itu, maka rakyat Mesir pun mulai menilai diri mereka sebagai manusia yang lebih mulia dari manusia lain, karena asal usul dan darah mereka. Maka dengan sendirinya, jika ada yang lebih mulia tentu ada pula lawannya, yaitu yang kurang derajatnya.
Orang-orang Yahudi, yang dibawa oleh Nabi Yusuf dan para saudaranya, keturunan Nabi Ya'qub ke Mesir beberapa generasi sebelumnya, telah berkembang dengan subur dan makmur di bawah kebijaksanaan pemerintah raja-raja sebelumnya. Maka rasa iri dan hasad yang timbul di kalangan bangsa Mesir asli menyebabkan mereka tega menindas bangsa Yahudi ini.
Segala pekerjaan yang kotor dan berat ditugaskan hanya untuk dilakukan oleh Yahudi. Bahkan mereka dijadikan hamba bangsa Mesir, yang mesti bekerja tanpa upah. Maka bentuk sosial dan ekonomi Mesir pun berubah menjadi masyarakat yang berkelas-kelas. Akhirnya, Fir'aun dengan dukungan rakyat Mesir asli telah mcngangkat dirinya menjadi tuhan (pembuat dan penentu hukum) bagi negeri Mesir.
Allah melahirkan Musa AS di kalangan bangsa Yahudi, yang sedang tertindas itu. Musa sempat mengecap pendidikan tertinggi ketika itu, yaitu dibesarkan dan diasuh di dalam istana Fir'aun sendiri. Ketika Musa, sesudah menerima wahyu, menyatakan kepada Fir'aun, bahwa tuhan satu-satunya yang benar dan paling berkuasa ialah Allah Pencipta seluruh alam, maka Fir'aun dengan bangganya menjawab: "Aku tidak menyangka, bahwa kalian masih punya tuhan selain diriku." (Q. 28:38).
Pada hakikatnya Fir'aun bukan tidak percaya akan adanya Allah Maha Pencipta langit dan bumi. Ia hanya kejangkitan penyakit, yang sengaja ditularkan oleh iblis, yaitu sombong atau bangga akan keturunan, yang sudah kita kupas dalam bab yang lalu. Fir'aun sebenarnya percaya akan adanya Allah Maha Pencipta, tapi di samping itu ia ingin mempertahankan statusnya sebagai satu-satunya pembuat dan penentu undang-undang (ilah) bagi negeri dan rakyat Mesir, yang sudah berjaya dibangun oleh ayahnya dan dikembangkan olehnya sendiri, dengan menindas dan menghisap darah kaum Yahudi sebagai penyedia tenaga buruh (budak) yang gratis.
Oleh karena itu, konsep TAWHID yang ditawarkan Musa demi menegakkan kembali hak asasi manusia bagi kaum Yahudi ini telah dicemoohkan Fir'aun dan ditolaknya mentah-mentah sampai ia akhirnya ditenggelamkan Allah SWT di laut Merah, ketika sedang mengejar pengungsi Yahudi yang dipimpin Musa AS ini.
Penyakit jiwa yang sama telah dialami juga oleh Namrud ketika ditantang Nabi Ibrahim AS. Namrud juga sempat mengagungkan dirinya sebagai pencipta dan penentu undang-undang, yang bisa dipaksakannya kepada rakyatnya, karena kebetulan rakyat berwatak suka berpikir di dalam bentuk simbol-simbol dan slogan-slogan. Rakyat, yang terdidik berpikir simbolistis dan karenanya mudah percaya kepada tahyul dan klenik ini, diperas oleh Namrud dengan menyediakan patung-patung ciptaan seniman pemahat yang paling unggul, yaitu Azar.
Setiap patung ini menyatakan simbul keagungan bangsa, yang sebenarnya tiada lain melainkan keagungan dan kemegahan (baca: impian) Namrud sendiri. Oleh karena itu, semua patung-patung ini harus diagungkan oleh rakyat dengan menyatakan kepatuhan mereka kepada negara, yang sudah diidentikkan dengan Namrud sendiri. Dengan demikian ia berhasil memakmurkan negerinya dengan memanfa'atkan tenaga rakyat yang murah, sehingga ia bisa menumpuk harta kekayaan yang berlimpah-limpah. Maka tegaklah kekuasaan Namrud yang mutlak, sebagai satu-satunya pembuat dan penentu undang-undang bagi bangsanya.
Allah telah mentaqdirkan Ibrahim AS justru lahir sebagai anak kandung Azar sendiri. Ibrahim AS, sesudah mendapat wahyu dari Allah SWT, mulai mendidik rakyat dengan mendemonstrasikan betapa tidak masuk akalnya penyembahan akan patung-patung yang merupakan simbul keinginan-keinginan Namrud ini. Beliau memenggal kepala patung-patung ini kecuali yang terbesar, dan meletakkan kampak yang dipakainya di tangan patung yang terbesar ini.
Ketika Ibrahim AS diinterogasi di hadapan orang ramai siapa yang memenggal kepala patung-patung itu, maka sambil tersenyum beliau mengatakan: "Kukira si patung besar itu, bukankah di tangannya ada kampak; tanyakanlah kepadanya!" Mendengar jawaban yang cerdik ini rakyat kecil mulai terbuka pikiran mereka, bahwa patung-patung itu sebenarnya tiada berdaya apa-apa, bahkan tak dapat membela dirinya dengan mendustakan tuduhan yang dilemparkan Ibrahim kepadanya. Mereka segera menyatakan: "bukankah dia tidak bisa bicara?"
Tapi justru inilah yang paling ditakuti oleh setiap diktator, yaitu: RAKYAT YANG BISA BERPIKIR DAN BERANI BERBICARA. Maka Namrud merasa rahasia "kesaktiannya", yang selama ini diagungkan oleh rakyat, akan terbuka, jika dialog antara rakyat --yang sudah mulai berpikir dan berbicara ini-- dengan Ibrahim AS diteruskan.
Maka demi menyelamatkan wibawa dan kedudukannya, tanpa memberikan kesempatan akan berlanjutnya dialog antara Ibrahim AS dengan rakyat ini, Namrud segera menjatuhkan hukum dibakar hidup-hidup bagi Ibrahim AS, yang dianggap telah merendahkan wibawa tuhan-tuhan (baca: Namrud dan keluarganya) nan sakti.
Di dalam sejarah kemanusiaan selanjutnya terbukti, bahwa setiap diktator dan maha diraja selalu meletakkan takhtanya di atas segala-galanya. Karena itu nyawa rakyat tidak menjadi perhitungan sama sekali, kecuali jika bersangkutan langsung dengan kelestarian takhta itu. Maka setiap diktator harus mempunyai barisan tentara dan pengawal yang paling kuat serta sangat terlatih dalam menumpas setiap orang yang dianggap akan menyaingi atau menandingi kewibawaannya.
Seorang diktator tidak pernah bisa mentolerir hadirnya penanding wibawanya di dekatnya. Penanding-penanding ini pasti akan disingkirkan atau dimusnahkan sama sekali. Karena itu, ia akan dikelilingi hanya oleh "pendukung-pendukung (penjilat) setia". Pendukung-pendukung ini biasanya mendapatkan imbalan yang lumayan. Imbalan ini biasanya berbentuk bahagian-bahagian kecil dari takhta (atau wewenang yang terbatas) tadi ditambah dengan jumlah yang lumayan dari dua jenis "tuhan" lainnya (harta dan wanita).
Namun sejarah juga telah berkali-kali membuktikan, bahwa akhirnya setiap diktator itu hancur oleh kekuasaan yang telah dibinanya sendiri. Lihat Hitler, Mussolini, Syah Iran, Marcos, Duvalier, dan lain-lain.
Maka setiap manusia yang 'arif pasti akan bisa merasakan, bahwa semua "tuhan" yang populer tadi itu bersifat membelenggu serta membatasi kemerdekaannya. Kemerdekaan, yang merupakan ni'mat Allah satu-satunya yang telah membedakan manusia dengan makhluk lainnya ini, sangatlah mahal jika harus dikorbankan demi mendapatkan "tuhan- tuhan" yang sangat relatfp kekuasaannya ini. Kemerdekaan, bagi manusia seperti ini, merupakan nilai dan hak asasi yang paling mahal. Oleh karena itu, setiap orang yang bisa menghargakan serta mensyukuri ni'mat kemerdekaan pasti tidak akan menggadaikannya kupada "tuhan-tuhan" yang tiga tadi, betapapun cemerlang kelihatannya wibawa dan kemegahan yang mengelilingi ketiganya, konon pula kepada tuhan lain yang jauh lebih lemah dan terbatas kemampuannya.

Referensi :
Kuliah Tauhid
Ir. Muhammad 'Imaduddin 'Abdulrahim M.Sc.
Diterbitkan oleh Pustaka-Perpustakaan Salman ITB
Bandung, 1400H, 1980
Cetakan 1, 1979, dan cetakan 2 1980
(Muhammad 'Imaduddin 'AbdulRahim Ph.D., KULIAH TAWHID, Yayasan Pembina Sari Insan (YAASIN), Jakarta, 1993)
lowongan kerja di rumah
Alihatun atau Tuhan-tuhan yang Populer
a. Harta atau Duit Sebagai Ilah
Tuhan lain atau "tuhan tandingan", yang paling populer di zaman modern ini ialah duit, karena ternyata memang duit ini termasuk "ilah" yang paling berkuasa di dunia ini. Di kalangan orang Amerika terkenal istilah "The Almighty Dollar" (Dollar yang maha kuasa). Memang telah ternyata di dunia, bahwa hampir semua yang ada di dalam hidup ini dapat diperoleh dengan duit, bahkan dalam banyak hal harga diri manusia pun bisa dibeli dengan duit.
Cobalah lihat sekitar kita sekarang ini, hampir semuanya ada "harga''-nya, jadi bisa "dibeli" dengan duit. Manusia tidak malu lagi melakukan apa saja demi untuk mendapat duit, pada hal malu itu salah satu bahagian terpenting dari iman. Betapa banyak orang yang sampai hati menggadaikan negeri dan bangsanya sendiri demi mendapat duit. Memanglah "tuhan" yang berbentuk duit ini sangat banyak menentukan jalan kehidupan manusia di zaman modern ini.
Pada mulanya manusia menciptakan duit hanyalah sebagai alat tukar untuk memudahkan serta mempercepat terjadinya perniagaan. Maka duit bisa ditukarkan dengan barang-barang atau jasa dalam berbagai bentuk. Oleh karena itu, duit juga disebut sebagai "harta cair" (liquid commodity). Kemudian, fungsi duit sebagai alat tukar ini menjadi demikian efektifnya, sehingga di zaman ini, terutama di negeri-negeri yang berlandaskan materialisme dan kapitalisme, duit juga dipakai sebagai alat ukur bagi status seseorang di dalam masyarakat.
Kekuasaan, pengaruh, bahkan nilai pribadi seseorang diukur dengan jumlah kekayaan (asset)-nya. Prestasi pribadi seseorang pun telah diukur dengan umur semuda berapa ia menjadi jutawan. Semakin muda seseorang mendapat duit sejumlah sejuta dollar dianggap semakin tinggi nilai pribadinya. Umpamanya, ketika penulis sedang mengetik naskah edisi baru ini (di Ames, Iowa, USA, awal Ramadhan 1406/ May 1986), di dalam siaran TV diumumkan, bahwa Michael Jackson mendapat piagam kehormatan tertinggi (Golden Award) sebagai "seniman" penyanyi termuda (di bawah 30 tahun) yang terhebat, karena ia berhasil mendapat kontrak sejumlah 15 juta dollar untuk menyanyikan lagu "Pepsi Cola" di dalam siaran-siaran TV dan radio selama tiga tahun. Jadi ia berpenghasilan 5 juta dollar setahun dalam masa tiga tahun mendatang ini; kira-kira 20 x gaji presiden Amerika Serikat (Ronald Reagen) pada masa yang sama. Kehidupan dan gaya hidup orang-orang yang banyak duit ini di USA sengaja ditonjolkan melalui program yang periodik di TV (The Lifestyles of the Rich and Famous).
b. Takhta Sebagai Ilah
"Tuhan tandingan" kedua yang paling populer ialah pangkat atau takhta, karena pangkat ini erat sekali hubungannya dengan duit tadi, terutama di negeri-negeri yang sedang berkembang. Pangkat atau takhta bisa dengan mudah dipakai sebagai alat untuk mendapat duit atau harta, terutama di negeri-negeri di mana kebanyakan rakyatnya masih berwatak "nrimo", karena belum terdidik dan belum cerdas. Apalagi, kalau di negeri itu kadar kebebasan mengeluarkan pendapat, baik secara lisan maupun tulisan, masih rendah.
Di negeri-negeri yang rakyatnya sudah cerdas, dan kebebasan mengeluarkan pendapat terjamin penuh oleh undang-undang, memang peranan pangkat dan kedudukan tidak mudah, bahkan tidak mungkin dipakai untuk mendapatkan duit/harta. Oleh karena itu, orang-orang yang ikut aktif di dalam perebutan kedudukan yang bersifat politis di negeri- negeri yang sudah maju ini biasanya orang-orang yang sudah kaya lebih dahulu. Mendiang presiden Kennedy, umpamanya, menolak pembayaran gajinya sebagai presiden yang jumlahnya ketika itu 125 ribu dollar setahun, karena ia sudah jutawan sebelum jadi presiden. Ia merebut kedudukan kepresidenan dengan mengalahkan Nixon, ketika itu, karena dorongan rasa patriotiknya, atau mungkin juga demi menjunjung tinggi nama dan kehormatan keluarganya, namun bukan karena menginginkan kekayaan yang mungkin diperoleh dari kepresidenan itu.
Jadi, nyata benar bedanya dengan bekas presiden Marcos dan isterinya Imelda, umpamanya, yang telah menjadi kaya raya akibat kedudukannya, karena itu mereka telah bersikeras terus mempertahankan kedudukan itu, walaupun rakyat sudah menyatakan ketidak-senangan mereka kepadanya. Hal ini bisa terjadi di negeri Marcos, karena kecerdasan dan kebebasan rakyatnya masih jauh di bawah kecerdasan dan kebebasan rakyat Amerika Serikat.
Contoh-contoh seperti Marcos dan Imelda ini banyak sekali terjadi di negeri-negeri yang sedang berkembang, seperti Tahiti dengan Duvalier-nya, Iran dengan mendiang Syah-nya, dan lain-lain...!
Suatu hal yang sangat menarik, karena berhubungan dengan masalah ini, ialah, bahwa Al-Qur'an sudah mengajarkan kepada para Muslim yang benar-benar bertawhid (beriman) agar mereka memilih pemimpin, selain Allah dan Rasul-Nya, hanyalah "orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan membayarkan zakat seraya tundak hanya kepada Allah." Ayat selengkapnya berbunyi:
"Sungguh, pemimpinmu (yang sejati) hanyalah Allah dan Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan MEMBAYARKAN ZAKAT, seraya tunduk (patuh kepada Allah)." (Q.5:55)
Bukankah yang diwajibkan membayar zakat ini ialah orang yang kaya, atau paling tidak orang yang sudah berkecukupan. Orang yang miskin, dan karena itu tidak mampu membayarkan zakat, walaupun sudah ta'at melakukan sembahyang, belum memenuhi syarat untuk dipilih sebagai pemimpin. Akan terlalu berat baginya mengatasi keinginan melepaskan diri dari tekanan kemiskinan itu, sehingga mungkin ia akan lebih mudah tergoda untuk memperkaya dirinya dahulu, sebelum atau sambil menjalankan tugasnya sebagai pemimpin itu.
Sungguh, sangat tinggi hikmah yang terkandung di dalam ayat ini, terutama mengenai masalah memilih atau menentukan pemimpin. Sangat sayang, bahwa kebanyakan ummat Islam pada saat ini belum sempat mencapai tingkat kecerdasan yang memadai untuk memahami dan menghayati kandungan ayat suci ini. Oleh karena itu, ummat ini belum juga berhasil memilih pemimpin mereka sesuai dengan kandungan ajaran Allah ini. Akibatnya, ummat Islam belum mampu mencapai tingkat kemerdekaan (tawhid) yang minimal menurut standard yang dikehendaki al-Qur'an. Benar juga kiranya, jika ada yang mengatakan, bahwa "al-Qur'an masih terlalu tinggi bagi kebanyakan ummat Islam pada masa ini". Dengan perkataan lain, ummat Islam pada masa ini masih terlalu rendah mutunya, sehingga belum pantas untuk menerima al-Qur'an yang mulia itu.
Oleh karena itu, kita tak perlu heran jika nilai-nilai dasar dan pokok yang diajarkan di dalam al-Qur'an masih lebih mudah terlihat dipraktekkan di negeri-negeri, yang justru mayoritas penduduknya resmi belum beragama Islam.
c. Syahwat Sebagai Ilah
Tuhan ketiga yang paling populer pada setiap zaman ialah syahwat (sex). Demi memenuhi keinginan akan sex ini banyak orang yang tega melakukan apa saja yang dia rasa perlu. Orang yang sudah terlanjur mempertuhankan sex tidak akan bisa lagi melihat batas-batas kewajaran, sehingga ia akan melakukan apa saja demi kepuasan sex-nya.
Contoh-contoh dalam sejarah mengenai hal ini cukup banyak, sehingga Allah mewahyukan riwayat yang sangat rinci tentang nabi Yusuf yang telah berjaya menaklukkan godaan sex ini. Nabi Yusuf dipujikan dalam al-Qur'an sebagai seorang yang telah berhasil menentukan pilihan yang tepat ketika dihadapkan dengan alternatif: pilih hidayah iman atau kemerdekaan. Beliau memilih ni'mat Allah yang pertama, yaitu hidayah iman. Dengan mengorbankan kemerdekaannya beliau memilih masuk penjara daripada mengorbankan imannya dengan tunduk kepada godaan keinginan syahwat isteri menteri, majikan beliau.
"Dia (Yusuf) berkata: "Hai Tuhanku! Penjara itu lebih kusukai dari pada mengikuti keinginan (syahwat) mereka, dan jika tidak Engkau jauhkan dari padaku tipu daya mereka, niscaya aku pun akan tergoda oleh mereka, sehingga aku menjadi orang-orang yang jahil." (Q. 12:33).
Dari ayat ini jelas betapa hebat tekanan sex pada seseorang yang sehat dan masih remaja seperti Yusuf ketika digoda oleh isteri majikan beliau yang cantik jelita, namun dengan tawhid yang mantap beliau tidak sampai terjatuh ke lembah kehinaan.
Sajak "Aku" nya Chairil Anwar yang sudah dikoreksi kiranya dapat dipakai untuk melukiskan pribadi Yusuf AS ini sebagai berikut:
AKU
Bila sampai waktuku
'Kumau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga 'kau.
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini hamba Allah
Dari gumpalan darah
Merah
Biar peluru menembus kulitku
'Ku 'kan terus mengabdi
Mengabdi dan mengabdi
Hanya kepada-Mu
Ilahi Rabbi
Tuhan-tuhan Triple "Ta"
Ketiga macam "tuhan-tuhan" tersebut di atas sebenarnya sangat dekat hubungannya satu sama lain, karena yang satu akan lebih mudah didapat dengan memperalat yang lainnya, sehingga tepat jika dikatakan "trinita tuhan-tuhan" atau "Tuhan-tuhan tiga ta: harta, takhta, dan wanita". Ketiga "ta" ini adalah tuhan-tandingan yang selalu"disembah manusia dari zaman awal kejadiannya sehingga zaman nanti.
Manusia yang telah memperkembang potensi 'aqal dan rasanya secara seimbang, sehingga mencapai tingkat minimal yang dikehendaki al-Qur'an akan mampu melihat dengan mata dan hatinya, bahwa ketiga "tuhan" tersebut di atas selain mempunyai sifat "kuasa" dan "menyenangkan" juga bersifat mengikat atau membatasi kemerdekaan manusia.
Manusia dengan tingkat kearifan seperti ini, terutama jika jiwanya telah matang dalam mentawhidkan Allah, bisa juga melihat kenyataan, bahwa tuhan tandingan seperti duit, pangkat, dan syahwat itu memang besar sekali manfaatnya, karena bisa menjamin banyak macam kebutuhan manusia. Namun, ia juga menyadari sepenuhnya, bahwa semua tuhan-tuhan tandingan ini tiada yang mutlak nilai kekuasaan dan pengaruhnya.
Secara sederhana bisa terlihat olehnya di dalam kenyataan hidupnya, bahwa banyak pula hal yang sangat penting bagi kebahagiaan manusia yang sejati tidak mungkin diperoleh dengan duit itu. Walaupun duit bisa membeli makanan yang enak-enak, umpamanya, namun duit tak mungkin membeli selera untuk seseorang yang memang sedang patah seleranya akibat sesuatu penyakit.
Duit memang bisa membeli obat, tapi bukan kesehatan. Duit memang bisa dipakai untuk membeli rumah yang indah bagaikan istana, namun tidak akan mampu membeli kebahagiaan suatu rumah tangga yang sakinah (rukun damai). Duit boleh dipakai untuk membeli buku sebanyak sebuah perpustakaan, namun duit tidak akan bisa membuat si pembeli buku menjadi tahu ('alim) akan isi buku-buku itu. Duit memang bisa dipakai untuk membeli perhiasan mewah dan permainan, namun ia tak berdaya menjadikan si pembeli cantik dan gembira oleh perhiasan dan permainan itu.
Pendek kata, hampir semua yang menyebabkan manusia bisa berbahagia, dalam arti kata yang sebenarnya, tidak dapat dibeli dengan duit itu. Oleh karena itu, sejarah kemanusiaan selalu membuktikan bahwa kebanyakan orang kaya (harta) mati dalam kesedihan, terutama jika hatinya tetap gelap tanpa sinaran iman.
Sajak di bawah ini sangat tepat menggambarkan kenyataan tersebut
$$$

What money will buy:
A bed but not sleep
Books but not brains
Food but not appetite
Finery but not beauty
A house but not a home
Medicine but not health
Luxuries but not culture
Amusements but not happiness
Religion but not salvation
3. Takhta dan Penyalahgunaannya
Demikian pula halnya orang yang berpangkat tinggi, karena pangkat itu selalu sebanding dengan kekuasaan atau pengaruh. Apabila kekuasaan yang mengiringi pangkat itu tidak seimbang dengan kekuasaan pengawalnya (control), yang biasanya disebabkan oleh terjadinya hubung-singkat antara kepemimpinan politik dengan kepemimpinan militer, akan mudah sekali menyebabkan pemegang pangkat tersebut menjadi musyrik. Dalam sejarah kemanusiaan sering terbukti, bahwa pemimpin yang mengalami hal tersebut akan menganggap pangkat yang diperolehnya adalah prestasi pribadinya semata, maka mulailah ia mempertuhankan dirinya sendiri. Rakyat yang seyogyanya dipimpinnya, serta negara yang dipercayakan kepadanya akan dianggapnya milik pribadinya. Ingatlah kaisar Perancis, Louis ke-XIV, yang berani berkata: "L'etat, c'est Moi" (Negara, itulah Aku). Louis telah menganggap negara sebagai milik pribadinya.
Tokoh yang sangat populer dalam hal ini dari sejarah kuno, sehingga berulang kali diceritakan di dalam al-Qur'an ialah Fir'aun dari Mesir, dan Namrud dari Mesopotamia. Fir'aun, yang oleh kegagahannya dan keberhasilannya dalam menjayakan negeri Mesir semasa Nabi Musa dilahirkan, telah berani menganggap dirinya paling berkuasa. Rakyat, yang pada mulanya terbius oleh kekaguman akan pemimpin hebat ini menerima saja segala tuntutan Fir'aun.
Akhirnya, Fir'aun menobatkan dirinya menjadi tuhan, atau maharaja, pembuat dan penentu hukum, maka semua keinginan dan titahnya menjadi undang-undang kerajaan Mesir ketika itu. Rakyat akhirnya ditindas oleh Fir'aun, yang sudah mulai menganggap dirinya tidak pernah bersalah. Sesuai dengan "penyakit iblis" yang sangat mudah ditularkan itu, maka rakyat Mesir pun mulai menilai diri mereka sebagai manusia yang lebih mulia dari manusia lain, karena asal usul dan darah mereka. Maka dengan sendirinya, jika ada yang lebih mulia tentu ada pula lawannya, yaitu yang kurang derajatnya.
Orang-orang Yahudi, yang dibawa oleh Nabi Yusuf dan para saudaranya, keturunan Nabi Ya'qub ke Mesir beberapa generasi sebelumnya, telah berkembang dengan subur dan makmur di bawah kebijaksanaan pemerintah raja-raja sebelumnya. Maka rasa iri dan hasad yang timbul di kalangan bangsa Mesir asli menyebabkan mereka tega menindas bangsa Yahudi ini.
Segala pekerjaan yang kotor dan berat ditugaskan hanya untuk dilakukan oleh Yahudi. Bahkan mereka dijadikan hamba bangsa Mesir, yang mesti bekerja tanpa upah. Maka bentuk sosial dan ekonomi Mesir pun berubah menjadi masyarakat yang berkelas-kelas. Akhirnya, Fir'aun dengan dukungan rakyat Mesir asli telah mcngangkat dirinya menjadi tuhan (pembuat dan penentu hukum) bagi negeri Mesir.
Allah melahirkan Musa AS di kalangan bangsa Yahudi, yang sedang tertindas itu. Musa sempat mengecap pendidikan tertinggi ketika itu, yaitu dibesarkan dan diasuh di dalam istana Fir'aun sendiri. Ketika Musa, sesudah menerima wahyu, menyatakan kepada Fir'aun, bahwa tuhan satu-satunya yang benar dan paling berkuasa ialah Allah Pencipta seluruh alam, maka Fir'aun dengan bangganya menjawab: "Aku tidak menyangka, bahwa kalian masih punya tuhan selain diriku." (Q. 28:38).
Pada hakikatnya Fir'aun bukan tidak percaya akan adanya Allah Maha Pencipta langit dan bumi. Ia hanya kejangkitan penyakit, yang sengaja ditularkan oleh iblis, yaitu sombong atau bangga akan keturunan, yang sudah kita kupas dalam bab yang lalu. Fir'aun sebenarnya percaya akan adanya Allah Maha Pencipta, tapi di samping itu ia ingin mempertahankan statusnya sebagai satu-satunya pembuat dan penentu undang-undang (ilah) bagi negeri dan rakyat Mesir, yang sudah berjaya dibangun oleh ayahnya dan dikembangkan olehnya sendiri, dengan menindas dan menghisap darah kaum Yahudi sebagai penyedia tenaga buruh (budak) yang gratis.
Oleh karena itu, konsep TAWHID yang ditawarkan Musa demi menegakkan kembali hak asasi manusia bagi kaum Yahudi ini telah dicemoohkan Fir'aun dan ditolaknya mentah-mentah sampai ia akhirnya ditenggelamkan Allah SWT di laut Merah, ketika sedang mengejar pengungsi Yahudi yang dipimpin Musa AS ini.
Penyakit jiwa yang sama telah dialami juga oleh Namrud ketika ditantang Nabi Ibrahim AS. Namrud juga sempat mengagungkan dirinya sebagai pencipta dan penentu undang-undang, yang bisa dipaksakannya kepada rakyatnya, karena kebetulan rakyat berwatak suka berpikir di dalam bentuk simbol-simbol dan slogan-slogan. Rakyat, yang terdidik berpikir simbolistis dan karenanya mudah percaya kepada tahyul dan klenik ini, diperas oleh Namrud dengan menyediakan patung-patung ciptaan seniman pemahat yang paling unggul, yaitu Azar.
Setiap patung ini menyatakan simbul keagungan bangsa, yang sebenarnya tiada lain melainkan keagungan dan kemegahan (baca: impian) Namrud sendiri. Oleh karena itu, semua patung-patung ini harus diagungkan oleh rakyat dengan menyatakan kepatuhan mereka kepada negara, yang sudah diidentikkan dengan Namrud sendiri. Dengan demikian ia berhasil memakmurkan negerinya dengan memanfa'atkan tenaga rakyat yang murah, sehingga ia bisa menumpuk harta kekayaan yang berlimpah-limpah. Maka tegaklah kekuasaan Namrud yang mutlak, sebagai satu-satunya pembuat dan penentu undang-undang bagi bangsanya.
Allah telah mentaqdirkan Ibrahim AS justru lahir sebagai anak kandung Azar sendiri. Ibrahim AS, sesudah mendapat wahyu dari Allah SWT, mulai mendidik rakyat dengan mendemonstrasikan betapa tidak masuk akalnya penyembahan akan patung-patung yang merupakan simbul keinginan-keinginan Namrud ini. Beliau memenggal kepala patung-patung ini kecuali yang terbesar, dan meletakkan kampak yang dipakainya di tangan patung yang terbesar ini.
Ketika Ibrahim AS diinterogasi di hadapan orang ramai siapa yang memenggal kepala patung-patung itu, maka sambil tersenyum beliau mengatakan: "Kukira si patung besar itu, bukankah di tangannya ada kampak; tanyakanlah kepadanya!" Mendengar jawaban yang cerdik ini rakyat kecil mulai terbuka pikiran mereka, bahwa patung-patung itu sebenarnya tiada berdaya apa-apa, bahkan tak dapat membela dirinya dengan mendustakan tuduhan yang dilemparkan Ibrahim kepadanya. Mereka segera menyatakan: "bukankah dia tidak bisa bicara?"
Tapi justru inilah yang paling ditakuti oleh setiap diktator, yaitu: RAKYAT YANG BISA BERPIKIR DAN BERANI BERBICARA. Maka Namrud merasa rahasia "kesaktiannya", yang selama ini diagungkan oleh rakyat, akan terbuka, jika dialog antara rakyat --yang sudah mulai berpikir dan berbicara ini-- dengan Ibrahim AS diteruskan.
Maka demi menyelamatkan wibawa dan kedudukannya, tanpa memberikan kesempatan akan berlanjutnya dialog antara Ibrahim AS dengan rakyat ini, Namrud segera menjatuhkan hukum dibakar hidup-hidup bagi Ibrahim AS, yang dianggap telah merendahkan wibawa tuhan-tuhan (baca: Namrud dan keluarganya) nan sakti.
Di dalam sejarah kemanusiaan selanjutnya terbukti, bahwa setiap diktator dan maha diraja selalu meletakkan takhtanya di atas segala-galanya. Karena itu nyawa rakyat tidak menjadi perhitungan sama sekali, kecuali jika bersangkutan langsung dengan kelestarian takhta itu. Maka setiap diktator harus mempunyai barisan tentara dan pengawal yang paling kuat serta sangat terlatih dalam menumpas setiap orang yang dianggap akan menyaingi atau menandingi kewibawaannya.
Seorang diktator tidak pernah bisa mentolerir hadirnya penanding wibawanya di dekatnya. Penanding-penanding ini pasti akan disingkirkan atau dimusnahkan sama sekali. Karena itu, ia akan dikelilingi hanya oleh "pendukung-pendukung (penjilat) setia". Pendukung-pendukung ini biasanya mendapatkan imbalan yang lumayan. Imbalan ini biasanya berbentuk bahagian-bahagian kecil dari takhta (atau wewenang yang terbatas) tadi ditambah dengan jumlah yang lumayan dari dua jenis "tuhan" lainnya (harta dan wanita).
Namun sejarah juga telah berkali-kali membuktikan, bahwa akhirnya setiap diktator itu hancur oleh kekuasaan yang telah dibinanya sendiri. Lihat Hitler, Mussolini, Syah Iran, Marcos, Duvalier, dan lain-lain.
Maka setiap manusia yang 'arif pasti akan bisa merasakan, bahwa semua "tuhan" yang populer tadi itu bersifat membelenggu serta membatasi kemerdekaannya. Kemerdekaan, yang merupakan ni'mat Allah satu-satunya yang telah membedakan manusia dengan makhluk lainnya ini, sangatlah mahal jika harus dikorbankan demi mendapatkan "tuhan- tuhan" yang sangat relatfp kekuasaannya ini. Kemerdekaan, bagi manusia seperti ini, merupakan nilai dan hak asasi yang paling mahal. Oleh karena itu, setiap orang yang bisa menghargakan serta mensyukuri ni'mat kemerdekaan pasti tidak akan menggadaikannya kupada "tuhan-tuhan" yang tiga tadi, betapapun cemerlang kelihatannya wibawa dan kemegahan yang mengelilingi ketiganya, konon pula kepada tuhan lain yang jauh lebih lemah dan terbatas kemampuannya.

Referensi :
Kuliah Tauhid
Ir. Muhammad 'Imaduddin 'Abdulrahim M.Sc.
Diterbitkan oleh Pustaka-Perpustakaan Salman ITB
Bandung, 1400H, 1980
Cetakan 1, 1979, dan cetakan 2 1980
(Muhammad 'Imaduddin 'AbdulRahim Ph.D., KULIAH TAWHID, Yayasan Pembina Sari Insan (YAASIN), Jakarta, 1993)
lowongan kerja di rumah